Mohon tunggu...
Rahma Nur Siti Fatimah
Rahma Nur Siti Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobby menulis,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini Era Zaman Now

24 Januari 2024   09:00 Diperbarui: 24 Januari 2024   09:03 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semua orang tua menginginkan pendidikan terbaik untuk anak naya, termasuk reputasi yang akan dipilih untuk melan jutkan pembelajaran buahati nya. Membangun citra sekolah harus melibatkan manajemen profesional dari aspek peren canaan, perorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 

Didalam upaya meningkatkan citra pendidikan. Sekolah harus mau mendengarkan umpan balik dari pihak konsumen subaya tempat belajar itu tetap terjamin mutunya.

Pencitraan terbentuk berdasarkan pada reputasi akademik penampilan sekolah biaya dan aktivitas sosial implement tasi sistem manajemen mutu berorientasi pada mutu akademik dan non akademik , realisasi layanan prima serta pengembangan keunggulan kompotitip .

Salah satu upaya mempertahankan branding dan pencitraan adalah kerjasama sekolah dengan media masa. Mengundang masyrakat luar untuk hadi dalam acara sekolah supaya terjalin  citra positif.

Mengukur kecerdasan manusia tidak hanya dari sisi kognitif saja, namun juga aspek emosional yang berkaitan dengan sikap dan kepribadian. Namun masih banyak sekolah di Indonesia yang mengutamakan faktor psikologis dalam penerimaannya. model baru. Bahkan di tingkat paling bawah sekalipun, seperti SD terbaik, siswanya diterima jika lulus CALISTUNG. Banyak sekolah meningkatkan jumlah lulusan dari institusinya melebihi kualitasnya. Akhirnya setelah mencoba segala macam cara, aku diterima di sekolah pilihanku. Namun, tidak ada jaminan bahwa anak yang melalui proses mental juga akan melalui proses emosional. Pendidikan karakter melibatkan seluruh aspek perkembangan peserta didik seperti intelektual, emosional dan psikologis secara menyeluruh (holistik) dalam konteks dunia budaya. Karakter tidak dapat diciptakan melalui tindakan yang terjadi secara instan. Pendidikan karakter hendaknya diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran akademik, dipandang oleh guru sebagai tujuan pendidikan, dikembangkan melalui pembelajaran interaktif daripada pembelajaran akademik, dengan pemahaman yang mendalam tentang perkembangan siswa. Pendidikan karakter merupakan pendidikan sepanjang hayat dan proses pengembangan manusia. Oleh karena itu, pendidikan manusia harus dimulai sejak dini, melalui keteladanan, kebudayaan, dan sentuhan. Yang disebut Zaman Keemasan adalah masa yang sangat menarik bagi semua rangsangan panca indera. Pada masa ini, hampir seluruh potensi anak mengalami masa sensitif pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun