Mohon tunggu...
Rahmad Hidayat
Rahmad Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Cinefil, Movie Review, Story Telling, Traveller, Enterpreneur

Kenali saya dari diri saya jangan dari orang lain, karena tidak semua orang berkata benar tentang saya.

Selanjutnya

Tutup

Film

"Sampai Nanti, Hanna!", Ketika Cinta Menemukan Kebebasan dan Kebahagiaan Sejati

2 Desember 2024   16:57 Diperbarui: 2 Desember 2024   17:01 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film ini diproduksi oleh Picklock Films, bekerja sama dengan Azoo Projects dan Fortius Corporation dengan Ary Zulfikar, Aida Umaya Reksodirdjo dan Kemal Pasha Arsyad Temenggung sebagai Executive Producer serta Dewi Umaya Rachman sebagai produser. Selain sebagai sutradara Agung Sentausa, berhasil mengemas cerita ini menjadi sebuah tontonan yang tidak hanya menghibur tapi juga menggugah. Karena menjanjikan kekayaan visual serta nuansa yang autentik dari era yang digambarkan yakni di era 90-an.

Film ini adalah sebuah film yang memadukan kisah romansa dan aktivisme kampus di Bandung menampilkan intrik emosional yang mendalam dan juga perjuangan pribadi. 

Film ini menceritakan tentang perasaan mendalam dari seorang Gani (Bio One) terhadap Hanna (Febby Rastanty), yang berawal dari sebuah kekaguman terhadap suaranya hingga cinta tak terucapkan di tengah perjuangan aktivisme. Dari ketertarikan awal yang polos, cinta Gani terhadap Hanna berkembang menjadi perasaan yang mendalam namun tak terungkapkan, tertuang dalam lembaran-lembaran buku hariannya.

Sementara itu, di tengah semangat perjuangan dan dinamika kehidupan aktivis kampus, Hanna berjuang melawan pengaruh pola asuh yang toxic untuk meraih kemandirian. Namun, jalan hidup Hanna berubah drastis dan terperangkap dalam hubungan yang penuh dengan kekerasan verbal dan mental yang tidak stabil, membawa dirinya ke titik terendah dalam hidupnya. Dia akhirnya menikahi dengan Arya (Ibrahim Risyad), yang ternyata memiliki sifat abusif. Sepuluh tahun kemudian, takdir mempertemukan kembali Gani dan Hanna, mereka memulai babak baru dalam hidup mereka. 

Film ini mengeksplorasi cinta, perjuangan, dan penemuan jati diri dalam perjalanan mereka.

Film ini tidak hanya menawarkan penonton sebuah perjalanan emosional yang mengharukan, tetapi juga memadukan kisah cinta yang tak terucapkan serta pergulatan batin untuk menemukan kebebasan dan kebahagiaan sejati.

Selain Bio One, Febby Rastanty, dan Ibrahim Risyad. Film ini juga dibintangi oleh artis-artis senior seperti Meriam Bellina sebagai Mama Hanna, Ira Wibowo sebagai Mama Arya hingga Anjani Dina sebagai Saras.

Chemistry yang terjalin antara Bio One dan Febby Rastanty terjalin dengan baik, untuk Ibrahim Irsyad dia berhasil memerankan karakter suami yg abusif.

Film ini mengambil lokasi syuting dari Bandung, Jakarta, hingga Belanda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun