Kasus pencurian akhir-akhir ini kambali marak terjadi di UIN Suka. Perlu adanya kewaspadaan, kesadaran, dan ketegasan mahasiswa. Tidak hanya mengandalkan Satpam semata. Kasus pencurian yang marak terjadi terutama pencurian helm dan tas, menimbulkan banyak kekecewaan mahasiswa yang menjadi korban perbuatan tercela oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut. Pencurian tas misalnya, sangat begitu sering terjadi terutama di lingkungan masjid UIN Suka pada saat shalat. Umumnya para mahasiswa menaruh tasnya tidak di dekat dimana ia duduk, melainkan jauh dari penglihatan mereka. Sehingga dengan mudahnya oknum yang tidak bertanggung jawab tadi melakukan aksinya. Setelah selesai melaksanankan shalat barulah mereka sadar tas sudah tidak ada lagi, padahal yang di taruh di dalam tas tersebut barang-barang yang sangat berharga. Diantaranya saja Laptop yang kita tahu benda tersebut adalah salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap mahasiswa. Tetapi mahasiswa tersebut masih saja lalai dalam menjaga keamanan barang-barang bawaan mereka sendiri, walaupun pengurus masjid sudah sering mengingatkan agar para jamaah selalu menjaga keamanan barang bawaan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Tidak hanya itu, kasus pencurian helm lebih sering terjadi di lingkungan kampus. Terutama di lingkungan parkir setiap fakultas. Sebut saja misalnya kasus pencurian helm yang terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora bebarapa minggu yang lalu. Hanya dalam tiga hari berturut-turut, sudah 6 buah helm yang lenyap dari tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab tadi. Hal itu terjadi juga karena kelalaian pemiliknya sendiri, karena mereka tidak mengamankan helmnya dengan baik hanya menggantungkan saja pada kaca spion. Seperti yang di ungkapkan Hendra, mahasiswa jurusan Psikologi. “ kemarin saja sudah dua buah helm yang hilang di parkiran depan fakultas kita, kebanyakan helm yang hilang tersebut memang karena kesalahan dari pemilinya sendiri karena tidak di kancing. Padahal jika di kancing pasti akan aman-aman saja seperti helm yang tidak hilang itu. Yaa.. walaupun saya sendiri tidak pernah mengamankan helm saya, karena saya tahu helm saya itu kan jelek, mana mau oknum pencuri tersebut mengambilnya”, kata Hendra sambil tertawa.
Kondisi UIN seperti saat ini, dimana pengguna sepeda motor di kampus semakin membludak, memberi kesempatan lebar untuk pelaku kejahatan. Sementara lahan dan petugas parkir masih begitu terbatas. Tugas menjaga keamanan dan ketertiban, secara struktural dibebankan kepada Satuan Keamanan (SATPAM) kampus. Walaupun demikian, banyaknya kasus pencurian di kampus yang bukan sepenuhnya kesalahan satpam. Mahasiswa harus berkontribusi dalam menjaga keamanan kampus, karena banyak hal-hal yang diluar kemampuan satpam untuk mengontrol, misalnya helm yang tidak di kancing dan parkir yang tidak pada tempatnya. Banyak alasan yang dilontarkan mahasiswa. Sudah yakin dengan keamanan di kampus dan efisiensi waktu ialah alasan yang sering di dengar. Akan tetapi, mahasiswa juga harus bisa mengamankan motor dan helmnya sendiri, karena keamanan keamanan di kampus masih kurang, serta petugas parkir di UIN yang masih sangat minim.
Selain itu, mahasiswa harus lebih memperhatikan lagi dalam memarkir motor dan menjaga helm. Misalnya motor harus dikunci ganda, parkir di tempat yang telah disediakan, mematuhi rambu-rambu yang sudah dibuat oleh satpam, dan juga parkir di tempat yang adapetugas parkirnya. Jika terjadi kasusu pencurian, baik itu motor atupun helm, segeralah lapor kepada petugas, dan jangan takut membawa kasus tersebut ke ranah hukum, karena kasusu pencurian, meskipun hanya sebuah helm ataupun tas, merupakan tindakan kriminal. Supaya membuat pelaku jera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H