Puisi? Sejujurnya aku tak pandai menjalin kata-kata yg indah
Mengikat kalimat untuk dirangkai yg mencurigakan tentang dirimu .
Apalagi membuat puisiÂ
Karena aku hanya orang yg biasa tidak lebih.
"Adalah calon perempuanku"
Setulusnya aku tak mahir
Menangkap isyarat-isyarat dan mendefinisikan yg hadir untuk kemudian menjadikan kata yg indah diukir.
"Tapi", izinkanlah aku untukÂ
Menceritakan dirimu,diriku di balik semua ini, yg aku lukis seperti senja lukisan tuhan yg jatuh kepada pemiliknya.
"Adalah calon perempuanku"
Kau yg berada dalam doa-doa spesial ku.
Setumpuk kata tak satupun bisa menjelaskan dirimu.
Meski doa kepada tuhan ,seperti jadi bahasa baku yg mendefinisikan dirimu .
"Adalah calon perempuanku"
"Aku" bukan pengagum rahasiamuÂ
Aku bukan "sesiapamu"
Tapi, aku cemburu bila mereka juga berlomba-lomba untuk dirimu.
Kamu tidak tau akan diriku
Rasa ini hidupku seperti apa?
Hingga membawa bayang-bayangmu bergerak di fikiranku
Entah, di bait mana yg kurang untuk mengungkapkan rasa ini.
Rasa ini menerka dalam lubuk hati yg paling dalam .
"adalah calon perempuanku"
Izinkan aku memajang gambar
Yg menggambarkan dirimu
Walaupun it cuma lukisan.
Aku merasapi setiap waktu dan menjaganya meski menunggu kapan kita menjalin bersama.
"Adalah calon perempuanku"
Aku tak memberimu warna setitikpun pada lukisan ini Yg menggambarkan dirimu.
Karna aku tahu ,kau seperti"ikan"Warna-warni yg sembunyi di balik bebatuan yg takut pada jaring.
"Sudahlah" aku tak bisa apa2
Biar waktu yg mengingatkan mu
Dan skrng bermainlah dalam perasaanku .tapi, ketahuilah diriku selalu menarik huruf-hurufmu sebelum aku tidur..
(Bangun labuang o4o62018)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI