Mohon tunggu...
rahil hasbi
rahil hasbi Mohon Tunggu... -

jatuh cinta pada kata-kata itu selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apa Salahnya Sih Ikut Aturan?

22 Agustus 2013   23:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:57 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang merebut 30 mnt waktu makan saya

Perjalanan balik dari Banda Aceh-Jakarta kemarin benar-benar membuat urat belakang leher tegang di hampir setengah perjalanannya. Selain karena cuaca yang tidak bersahabat, ada pengalaman ga penting yang juga ikut memicu stress. Pesawat Banda Aceh-Jakarta ini transit di Medan selama 30 menit untuk menurunkan dan menaikkan penumpang , juga untuk mengisi bahan bakar. Pengumuman sewaktu mendarat mengatakan bahwa penumpang transit boleh turun dari pesawat atau tetap tinggal dan saya memilih untuk tinggal, toh cmn 30 mnt ini…ketika sebagian penumpang sudah turun dan saya dengan rileksnya (baca;lega sedang berada didarat) sedang menikmati snack pagi yang tidak bisa saya makan selama penerbangan sebelumnya (Banda Aceh-Medan , karena urat leher tegang dan perut yang asam ) tiba-tiba ada pengumuman  dilarang menggunakan HP karena pesawat sedang mengisi bahan bakar, pertama sih masih rileks, tetapi tiba-tiba seorang bapak (yang tadinya sedang mengantri di toilet) kembali kekursinya dan memarahi istrinya karena tidak lama setelah pengumuman tersebut ibu tersebut dengan santainya menelpon seseorang..okey,,,hilang lagi selera makan, ibu itu telah merenggut waktu perjalanan saya yang rileks dan urat leher saya kembali tegang. Kotak kue ditutup kembali, minuman diletakkan dikantong kursi dan saya ngacir keluar setelah berdebat dengan diri sendiri, duduk dengan urat leher tegang dipesawat atau capek jalan keluar pesawat hanya untuk masuk lagi….saya memutuskan yang kedua. Setelah kembali, kotak kue dan minuman saya hilang, padahal kue-nya baru dimakan sedikit dan saya menahan haus sampai pesawat lepas landas lagi dan pramugarinya diijinkan jalan-jalan untuk membagikan makan siang yang juga tidak saya makan gara-gara cuacanya sedang tidak bersahabat. Walaupun tidak meledakkan pesawat, setidaknya ibu itu telah membuat saya kelaparan sepanjang perjalanan. She took away my 30 minutes.

Smart phone for smart people?

Masih dipesawat yang sama. Sebelum pesawat lepas landas masih banyak yang menelpon mengabarkan keluarganya, hadeehhhh….tapi yang lebih parah, waktu pesawat mendarat, setelah pramugarinya mengucapkan terimakasih eh langsung pada nyalain HP. Sebelah kanan deretan seberang saya, anak muda, kuliahan mungkin, pake Iphone, langsung di nyalain tuh Iphone dan dia ber-message ria tanpa rasa bersalah, pengen negor tapi tiba-tiba bapak-bapak sebelah kiri saya-yang telah menjadi teman yang baik selama perjalanan- nyalain BBnya, jd ga enak karena dia telah berbaik hati mengajak ngobrol dan mengurangi stress saya. Eh Bapak-bapak yang duduk didekat jendela malah menelpon dengan santainya dan berkata “baruuu aja landing” padahal bapak itu kerjanya disebuah instansi pemerintahan yang lumayan.

Walaupun engga bikin saya stress tapi  saya jadi mikir aja, apa urgensinya menyalakan HP di pesawat (ketika tahu hal tersebut tidak diperbolehkan), padahal bisa dilakukan ketika sudah berada diterminal. Apa salahnya sih ikut aturan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun