Mohon tunggu...
rahil hasbi
rahil hasbi Mohon Tunggu... -

jatuh cinta pada kata-kata itu selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Kewajiban Berjilbab Bagi Wanita Muslim

16 Februari 2014   22:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertanyaan yg selalu ada dibenak saya adalah kenapa wanita muslim diwajibkan berjilbab/berhijab bahkan sesudah saya berjilbab sepenuhnya.

Dan jawaban itu akhirnya saya temukan.

Hidayah dari Allah atau jawaban-jawaban dari pertanyaan kita kepada Allah tentang perintah-Nya datang kadang tanpa kita duga waktu dan tempatnya. Syaratnya adalah jangan berhenti bertanya, karena dengan tidak berhenti bertanya maka kita akan terus mencari jawabannya. Tetapi tentu saja kalo belum dapat jawabannya sebaiknya dilaksanakan dulu apalagi kalau hukumnya wajib

Bagaimana dan dimana saya menemukan jawabannya?

Ketika saya sedang berada dinegara yg umat muslimnya minoritas.

Kesulitan yang sangat saya rasakan ketika saya berada di Negara yg umat muslimnya minoritas adalah shalat lima waktu. Karena disana tidak sebebas di Indonesia yg punya banyak mesjid dan musala yg bisa kita kunjungi ketika tiba waktunya shalat. Pada waktu itu saya tinggal disebuah kota kecil yg jumlah umat muslimnya minor dan pada umumnya adalah pendatang. Masjid disana sangat jarang sekali, dan bisa jadi tidak mudah ditemukan apalagi untuk orang yg baru datang ke kota tersebut. Letaknya juga tidak strategis, sehingga butuh waktu khusus untuk mengunjungi masjid tersebut.

Oleh karena itu, akhirnya setiap waktu shalat saya berusaha mencari-cari tempat yg bisa dijadikan ruang shalat, biasanya adalah ruang tangga darurat, lorong-lorong ruangan yang jarang dilewati oleh orang lain, kalau dikampus, ruang-ruang kelas yg tidak terpakai, dll.

Tidak seperti di Indonesia yg tingkat toleransinya tinggi J, terkadang orang-orang dinegara tersebut akan memandang aneh ketika melihat kita shalat. Sehingga sebisa mungkin ketika shalat saya berusaha untuk tidak menarik perhatian. Karena pernah sekali waktu, saya kepepet, sehingga saya shalat di lorong yg penuh dengan orang-orang, saya ditegur oleh sesama muslim. Sebaiknya cari tempat yg sepi”, katanya.

Nah, disinilah saya menemukan jawaban atas pertanyaan saya.

Lalu apa hubungannya kewajiban berhijab/jilbab dengan kesulitan saya untuk shalat?. Shalat itu adalah kewajiban yg tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun dan semua muslim setuju hal tersebut. Setiap wanita muslim ketika menghadap Tuhannya harus menutup auratnya, kesulitan saya untuk melaksanakan ibadah shalat tentu saja mengharuskan saya untuk meminimal factor kesulitan yg muncul dari diri saya sendiri, misalnya sebaiknya saya sudah menutup aurat ketika mau shalat, kalau tidak, kesulitan saya jadi bertambah, selain harus mencari tempat untuk shalat, saya juga harus mencari cara untuk menutup aurat saya. Ketika saya berada didalam kondisi tersebut maka sadarlah saya apa makna lain dari menutup aurat. Bayangkan betapa repotnya saya jika harus shalat tetapi saya tidak menutup aurat saya, ditambah saya harus mencari tempat yg sepi. Mungkin ada yg membantah, pakai aja mukena, tetapi memakai mukena bukan suatu hal yg praktis, akan menarik perhatian (karena mukena tidak dikenal disana).

Menggunakan hijab/jilbab akanlebih praktis jika tidak ingin meninggalkan shalat lima waktu, ketika tiba waktunya, tidak perlu cemas karena tetap melakukan shalat dengan pakaian yg tidak menarik perhatian tetapi aurat tertutup.

Jadi shalat dan Jilbab itu dua ibadah yg tidak bisa kita pisahkan.

Jilbab adalah budaya orang Arab? Saya rasa akan terbantahkan dengan pengalaman saya (yang tidak saya temukan di Arab, tetapi dibenua lain yg sama sekali berbeda dengan Arab), setidaknya untuk saya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun