Januari 2013, Israel akan mengelar pemilu, jika perang ini di maksudkan untuk meraih dukungan Barak untuk kembali dapat memimpin Israel kedepan, maka ini adalah sebuah langkah politik yang keliru bahkan fatal.
Kekuatan militer Hamas dari hari ke hari semakin meningkat, modernisasi yang dilakukan Hamas telah mampu memodifikasi roket – roket mereka hingga mampu mencapai Tel-Aviv dan memberi kejutan besar bagi negara Zionis ini. Masa damai selama 2 tahun dalam perang Gaza pertama di gunakan Hamas untuk semakin memperkuat kemampuan dan jangkauan serangan militernya.
Retorika Zionis yang menggunakan dalih membela diri tak mampu mengubah opini dunia bahwa, negara Zionis melakukan aksi brutal dan berlebihan dalam menghadapi pejuang di Gaza. Perang membela diri yang di gelar pemerintahan Zionis terbentur dengan realitas di lapangan, bahwa apa yang dilakukan negara Zionis sebenarnya melakukan pembersihan etnik.
Perang telah berlangsung selama 7 hari, Zionis masih mengancam dengan kata – kata dengan rencana mengelar perang darat. Berkaca pada perang darat di Gaza dalam perang pertama (2008-2009) dan hasilnya militer Israel harus mundur dan kalah dalam perang darat. Maka pilihan ini akan menjadi pilihan sulit dan berbahaya bagi angkatan perang Zionis.
Petinggi militer Zionis tak mampu dan tak memiliki rencana yang jelas dalam perang darat jika pilihan itu yang harus di lakukan dalam perang saat ini. Lorong – lorong kota Gaza akan menjadi kuburan bagi perajurit Zionis dan Hamas akan menunggu mereka dengan suka cita.
Perang ini takkan pernah mencapai (melemahkan Hamas) jika taktik, strategi dan tujuan perang yang mereka gelar hanya sekedar untuk meraih dukungan dalam pemilu. Perang Gaza kali ini kembali di manipulasi lagi oleh para elit politik Israel yang sedang bertarung untuk pemilu 2013 dalam meraih dukungan publik.
Hamas menantang perang darat
Hamas bersama kelompok sayap bersenjatanya, Brigadir Alqassamdalam konfrensi militernya menantang perang darat kepada Israel dan segera(Israel) merealisasikan ancamannya yang telah berkali – kali mereka umumkan. Hamas juga berkata mereka akan memberikan kejutan – kejutan kepada militer Zionis kalau mereka benar – benar berani melakukan perang face to face di kota Gaza.
Hamas dalam perang kali ini semakin siap dengan segala ancaman dan serangan dari Israel, ini di buktikan dengan bagaimana Hamas mampu memodifikasi peluncuran roketnya dari bawah tanah dan membuat Israel kesulitan mengantisipasi serangan roket dari Gaza.
Melihat kegamangan dan kebingungan pemerintahan Zionis kali ini dalam menghadapi manuver dan strategi Hamas, serangan udara adalah pilihan aman bagi taktik dan strategi militer Zionis untuk meminimalisir kehancuran angkatan daratnya jika serang darat jadi di gelar.
Serangan udara yangdilancarkan secara serampangan tak akan mampu menargetkan dan menghancurkan kekuatan militer Hamas dan hanya menghasilkan kehancuran infrastruktur di Gaza dan membunuh rakyat Palestina.
Melihat dari taktik dan strategi militer Zionis kali ini, perang sudah terlihat jelas wajahnya, bahwa retorika membela diri adalah penipuan yang dilakukan para pemimpin Israel, perang kali ini bertujuan menumpahkan darah Palestina untuk meraih dukungan politik para elit politik di negeri Zionis ini.
Ancaman perang darat pun tak mungkin di gelar, karena hari ke hari, dunia telah berubah dan dalih Israel tak lagi di terima oleh masyarakat dunia. Tekanan kepada negara Israel akan membuat Israel akan menjadi negara yang di benci oleh masyarakat internasional karena prilakunya yang barbar dan tidak punya nilai kemanusiaan.
Dukungan politik akan semakin melemah. Dunia Arab setelah musim semi telah mengantarkan pemimpin yang pro terhadap perjuangan rakyat Palestina. Israel tak memiliki pilihan banyak kecuali duduk dalam perundingan atau lari dalam perang dan menarik serangannya tanpa membawa hasil apa pun dalam perang ini.
Hamas akan menggunakan hasil apa pun dalam perang ini baik Israel duduk dalam perundingan atau lari dalam perang untuk menarik dukungan sebesar mungkin kepada dunia Islam dan menggunakan perang ini menjadi legitimasi dan kekuatan politik yang rill bagi perjuangan perlawanan terhadap penjajah Israel. Perang kali ini menunjukkan Hamas semakin kuat dan percaya diri dengan segala pilihan yang mereka miliki dan Israel akan semakin lemah tanpa pilihan dan dukungan politik kecuali dari negeri paman Sam sebagai patron Israel.
Rahib Tampati
-----------------------------------------
Artikel terkait
Mengapa Israel Lemah dan Gamang Dalam Perang Gaza?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H