Mohon tunggu...
rahib tampati
rahib tampati Mohon Tunggu... -

Rahib yang hidup di biara Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kaum Liberal dan Kroni Mubarak Menentang Dekrit Mursi

4 Desember 2012   02:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:13 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Mubarak jatuh, Mesir tak ubahnya seperti kue yang diperebutkan oleh berbagai kelompok politik. Rebutan pengaruh dan kepentingan mewarnai berbagai keputusan – keputusan penting di Mesir.

Sejak terpilihnya Mursi yang menjadi bagian dari representasi kaum muslim di Mesir, kelompok Liberal dan para loyalis Mubarak seperti menemukan jalan bagaimana mereka bisa bekerjasama untuk mengagalkan pemerintahan Mursi.

Penolakan setiap kebijakan Mursi tidak lagi proporsional tapi lebih pada sifat balas dendam dan apa pun yang dilakukan Mursi merupakan agenda politik terselubung Ikhwanul Muslimin. Kaum liberal tidak menghendaki arah Mesir menjadi negara relegius dengan segala undang – undang yang akan menjadi bagian dari integral kehidupan bernegara dan bermasyarakat di Mesir.

Sedangkan kelompok loyalis Mubarak berbaris rapi untuk mencegah Mursi mencopot jaksa agung. Kenapa jaksa agung? Karena jaksa agung, ini telah membekukan semua aduan kasus kroni rezim Mubarak dan para kroni – kroninya. Padahal tuntunan para demonstran saat revolusi adalah menghukum Mubarak dan para kroninya yang bertanggung jawab.

Kelompok liberal dan barisan kroni Mubarak telah bersatu untuk selalu mengagalkan dewan konstituante dengan cara melakukan perdebatan yang tidak sehat. Tujuannya adalah menyeret negara dalam gelombang aksi massa. Dan memanfaatkan pengadilan dari aduan untuk membubarkan dewan konstituante.

Saat ini para oposisi para kroni rezim Mubarak telah bergabung dengan tujuan menolak referendum mengenai dekrit yang di keluarkan Mursi. Kelompok ini sudah membayangkan mereka akan kalah, karena kekuatan kaum liberal dan kroni Mubarak tidak juga banyak sehingga dapat memenangkan referendum yang akan di gelar. Satu – satunya jalan ialah tetap menganggu jalannya pemerintah dengan “senjata” massa.

Melihat perkembangan Mesir yang akan semakin mengkuatirkan, saatnya para politik menyerahkan semuanya kepada rakyat dengan jalan referendum. Karena perdebatan apakah sesuai hukum atau tidak dekrit itu sudah menghabiskan begitu banyak tenaga dan perhatian pemerintah.

Rakyatlah yang akan menentukan, apakah dekrit presiden ini nantinya akan membawa kebaikan pada negara dan menjadi representatif dari suara masyarakat Mesir keseluruhan atau hanya akal- akalan dari para politisi.

Mesir saat ini menjadi begitu penting dalam posisinya di dunia Arab dan kawasan Timur Tengah. Naiknya Mursi membawa pengaruh pada beberapa negara kawasan dan terganggunya beberapa kepentingan beberapa negara, seperti Amerika dan Israel dalam konteks Palestina dan Iran.

Mesir yang pada masa Mubarak menjadi pelayan setia Amerika dan Israel tentu berbeda dengan Mesir di jaman Mursi, yang meletakkan Mesir dalam posisi terhormat dan memiliki posisi tawar. Inilah ujian bagi Mursi dan Ikhwanul Muslimin untuk memenangkan pertarungan mereka dengan kelompok – kelompok Liberal di satu sisi yang tidak menghendaki pengaruh dan nilai Islam menjadi bagian dari identitas Mesir dan juga kelompok para kroni Mubarak yang selama ini mendapatkan fasilitas dan kemewahan dalam mengerogoti uang negara demi keuntungan pribadi. Di satu sisi Mursi di hadapkan dengan negara – negara seperti Amerika yang akan menerapkan standar gandanya dalam hal demokrasi dan mewaspadai infiltrasi yang akan di lakukan Israel dengan menggunakan tangan – tangan kroni Mubarak yang tersingkir untuk menciptakan destabilisasi politik dan ekonomi di negeri piramid ini.

Revolusi Mesir harus di selamatkan dari para elit – elit politik gadungan, yang selalu membonceng dalam setiap kericuhan politik. Elit – elit politik ini takkan ragu untuk mengorbankan negerinya sebagaimana mereka pernah mencuri hartanya di zaman Mubarak.

Mesir saat ini menjadi tolak ukur keberhasilan demokrasi yang di ilhami dari musim semi Arab. Semoga Mursi mampu memenangkan pertarungan politiknya dengan jalan referendum, sehingga para penentangnya kehilangan relevansi untuk menolak dekrit yang salah satunya bertujuan untuk mengadili semua kroni – kroni Mubarak.

Rahib Tampati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun