Markas polisi Pirime di serang oleh gerombolan teroris OPM. Kelompok teroris ini selalu menganggu dan mengancam keamanan Negara. Salah satu tujuan dari kelompok ini adalah memerdekakan Papua dari Indonesia yang mereka anggap sebagai “penjajah”.
Siapa sebenarnya kelompok ini dan mengapa mereka seperti tak tersentuh. OPM di sinyalir di dukung oleh pihak asing yang bertujuan untuk menganggu ketertiban sambil menunggu momen yang tepat memprovokasi masyarakat Papua untuk merdeka.
Berkaca pada pengalaman di Timor – Timor yang melepaskan diri dengan cara referendum, OPM sedang merencanakan strategi kesana dengan mengorbankan rakyat Papua. Sebuah pola Insiden demi insiden kekerasan yang berlarut – larut dengan memanfaatkan jurang kesenjangan sosial dan kelemahan hukum.
OPM sebagai sebuah kelompok teroris berusaha untuk meraih dukungan dan simpati masyarakat Papua dengan iming – iming kesejahteraan, dengan cara memerdekakan Papua. OPM yang didukung oleh fihak asing akan terus memanfaatkan kelemahan kemajuan ekonomi di Papua sebagai agenda yang akan di propagandakan kepada masyarakat Papua.
Wanipenko Shapirenko alias Artem, warga Ukraina di tangkap polisi Polres Manokrawi, Papua Barat, karena di duga mendukung perayaan HUT OPM. Arten di tangkap ketika keluar dari Kantor Barat seusai mengikuti ibadah syukur yang dilakukan warga pendukung OPM.
Melihat kecenderungan dan aktifitas OPM yang semakin agresif dan terbuka, mengapa Densus 88 tidak bergerak cepat sebagaimana yang mereka lakukan kepada kelompok Teroris di Jawa. Apa yang dilakukan oleh OPM sama berbahayanya. Mereka mengancam symbol Negara dan bertujuan untuk melepaskan diri dari Negara kesatuan.
Melihat gerakan Densus yang tidak membuat “reality show” terhadap OPM ini membuat kalangan pemerhati terorisme di Indoensia dalam tanda Tanya besar. Mengapa Densus 88 begitu sigap dan cepatnya dalam menangkap para terduga teroris di Jawa tapi menghadapi teroris OPM, Densus 88 seperti merasa tak terusik dan tak terganggu.
Rahib Tampati
-----------------------------------------
Artikel Terkait :
Teroris dalam Jebakan Intelijen?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H