Mohon tunggu...
Rahel Sulaiman
Rahel Sulaiman Mohon Tunggu... Sekretaris - hanya orang biasa yang menikmati dunia melalui alam

jika tak kenal, cobalah untuk mengenal jika tak tahu, cobalah untuk mengetahui tapi jika tidak kenal dan tidak tahu, jangan coba untuk menggurui aku hanya manusia biasa, sama halnya dengan kamu facebook page : @annoite.r instagram : @rahelsulaiman

Selanjutnya

Tutup

Trip

Jatuh Hati pada Perjalanan Perdana, oh Wonogiri

10 Desember 2017   10:20 Diperbarui: 12 Juli 2019   19:27 1691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percayakah kalian, ini pertama kalinya saya menjelajah luar kota. Maafkan anak rumahan ini ya..heheheh... Dan memang dunia luar itu terlampu indah untuk tidak diungkapkan. Kebahagiaan perjalanan jauh perdana dengan motor. Dan, rasanya puas sekali dapat menikmati kesejukan Wonogiri. Udara dinginnya, ah...bukan.. tapi sarapan paginya..heehehe.... Memang pengalaman pertama memang selalu membuat tubuh bergidik. Bukan karna sesuatu yang menakutkan melainkan karna rasa super excited yang menyebar di aliran darah.

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<ins class="adsbygoogle"
     style="display:block; text-align:center;"
     data-ad-layout="in-article"
     data-ad-format="fluid"
     data-ad-client="ca-pub-2601046107569442"
     data-ad-slot="1645568710"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>

Perjalanan dari Jakarta menuju Wonogiri terbilang baru untuk saya. Rasa super lelah tidak menimbulkan efek jera, tapi efek ketagihan. Dan, tidak ada obatnya..hahahah... Bagaimana bisa? Perjalanan perdana disugguhkan oleh macetnya jalan yang luarbiasa. Bayangkan saja 55 jam di perjalanan, artinya 2 hari 7 jam saja. 

Menepi di warung pinggir jalan
Menepi di warung pinggir jalan
Biasanya untuk tiba di Wonogiri, hanya memakan waktu 1-1.5 hari saja. Jalanan didominasi oleh bis dan mobil, jalanan motor sekecil itupun terhalang, bahkan jalan perkampungan pun dikerahkan. 

Istirahat sejenak dengan sebuah es krim
Istirahat sejenak dengan sebuah es krim
Tetapi, yang didapatkan tetap kemacetan berkilo-kilo meter. Dikarenakan kemacetan panjang pun menyebabkan banyak kendaraan bermotor mengalami kehabisan bahan bakar ditambah kelangkaan bahan bakar. 

Kemacetan panjang tak terelakan
Kemacetan panjang tak terelakan
Luarbiasa rasanya, dengan perjalanan perdana dengan motor membawa carriel 30 liter di punggung. Mengapa bisa ketagihan? Berjalan bersama beriringan motor lain itu rasanya sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. 

Istirahat dan membersihkan diri
Istirahat dan membersihkan diri
Tidur di depan alfamart atau masjid pun tak masalah karena semua orang melakukannya. Tanpa ada rasa malu sedikit pun. Tanpa ada rasa gengsi sedikit pun. Bisa dirasakan sendiri. Kalau berani.. hehehehe....

Setibanya di Wonogiri sekitar pkl. 10.00 malam, dan langsung terbujur lemas tanpa berkata apa-apa. Perjuangan yang membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Bukan apa. Tapi, memang waktu tak terasa cepat berlalu disana. Seminggu mengunjungi Wonogiri, serasa hanya sehari. Setiap hari menghirup udara segar yang tidak bisa didapatkan di Ibukota Jakarta.

Hijaunya sawah dan padi yang sedang menguning
Hijaunya sawah dan padi yang sedang menguning
Mehirup udara sawah. Menikmati padi yang sedang menguning. Merasakan udara sejuk merambat di atas kulit. Embun yang menyentuh dan berbau. Semuanya membuat rasa lelah itu menjadi energi baru yang muncul untuk menjelajah. Dan petualangan pun akhirnya dimulai di sebuah tempat bernama Waduk Gajahmungkur.

Waduk Gajahmungkur
Waduk Gajahmungkur
VOILA! Waduk Gajahmungkur memang sudah menjadi icon kota Wonogiri. Bendungan yang dibuat dengan membentang luas memotong aliran Sungai Bengawan Solo ini memang sangat memukau. Waduk terluas se-Asia Tenggara ini bahkan menjadi penyelamat ketika debit air meningkat. Selain sebagai pembangkit tenaga listrik, waduk ini pun berfungsi sebagai irigasi di area pesawahan dan perkebunan bagi warga di sekitarnya.

Area Waduk Gajahmungkur
Area Waduk Gajahmungkur
Cuaca cerahnya membuat kami betah berlama-lama memandangi waduk tersebut. Kebersihan di area sekitaran waduk pun menjadi pendukung utamanya. Bukan tak betah berlama-lama disini, kami pun mencari tempat lain yang mempertontonkan waduk ini. Kami pun akhirnya sampai ke sebuah tempat nan cantik di atas perbukitan. Tempat ini biasa dipakai untuk paralayang / paragliding / gantole.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun