Mohon tunggu...
Rahayu Subekti
Rahayu Subekti Mohon Tunggu... -

Jurnalistik/IISIP Jakarta/Alto/Buana Cipta Swara Choir/Bukan perempuan sempurna.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berjilbab Bukan dengan Banyak Syarat

2 Desember 2012   02:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:20 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berjilbab kini kian populer dengan nama hijab. Hal itu turut disertai dengan mode jilbab yang tak kuno dan monoton lagi. Banyaknya mode jilbab yang kian modern, hingga menggugah perempuan muslim untuk tetap tampil modern namun tetap syar’i.

Perkembangan tersebut mestinya bisa memberikan semangat baru bagi perempuan muslim yang belum berhijab. Bukan karena alasan mode hijab yang tampil lebih modern lalu bisa menambahkan kesan cantik, hingga membuat perempuan muslim berhijab hanya ingin terlihat menarik dan hanya musiman saja. Namun daya tarik mode hijab modern bisa menjadi motivasi dan pendukung dalam memandang berhijab tak harus melulu dengan jilbab yang itu-itu saja dan tak bisa bersaing dengan perkembangan mode yang ada.

Terutama untuk kaum muda, di zaman sekarang mode fashion yang up to date sudah menjadi konsumsi tersendiri walau tak harus mengikuti perkembangan mode terbaru. Namun, nyatanya ada yang mereka lupakan. Hukum wajib menutup aurat bagi seorang perempuan muslim nyatanya belum bisa dipenuhi oleh beberapa perempuan muslim.

Anggapan “Jilbabkan hati dahulu, baru menutupi aurat” sering menjadi persepsi beberapa perempuan muslim. Namun nyatanya ketika tahu kodrat seorang manusia tidak ada yang sempurna. Seberapa besar kita membenahi hati, nyatanya pasti ada celah yang menunjukkan ketidaksempurnaan. Hingga pada akhirnya tak jarang banyaknya perempuan muslim yang menghabiskan waktu untuk “menjilbabkan hatinya” terlebih dahulu, dan hanya menyisakan sedikit waktu untuk mengenakan jilbab.

Maka ingat, Allah SWT. berfirman “Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang bisa Nampak padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumur (jilbab) nya ke dadanya”.(QS. An-Nur: 30 – 31).

Jelas bahwa ayat tersebut menerangkan perintah untuk menahan pandangan dari yang diharamkan oleh Allah SWT, perintah untuk menjaga kemaluan dari perbuatan haram, larangan untuk menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak, dan perintah untuk menutupkan khumur ke dada. Khumur yang berarti jilbab.

Selain itu, dalam Riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah SAW. dengan pakaian yang tipis. Lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata “Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haidh (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini”. Rasulullah SAW. mengatakan hal itu sambil menunjuk wajah dan telapak tangan . (HR. Abu Daud dan Baihaqi).

Dari ayat tersebut jelas bahwa kewajiban bagi seorang perempuan muslim menutup auratnya wajib dengan syarat satu hal yaitu, ketika seorang perempuan sudah mencapai umur akil baligh atau haidh bukan dengan menjilbabkan hatinya terlebih dahulu.

Bisa dikatakan, sebenarnya menjilbabkan hati adalah suatu proses ketika kita sudah menutupkan aurat kita. Maka jangan selalu menilai perempuan muslim yang mengenakan jilbab haruslah sempurna dalam menjalani apapun. Karena pada dasarnya perempuan muslim harus menutup auratnya ketika dia mengalami usia haids yang sekarang ini sudah bisa dialami oleh anak usia 6 – 7 tahun.

Jadi, bagaimanapun brjilbab bukan dengan banyak syarat. Namun hanya satu hal, ketika seorang perempuan mencapai akil baligh itulah waktu dimana kewajiban mengenakan jilbab dimulai. Namun tidak ada kata terlambat, tapi jangan habiskan waktu unuk menjilbabkan hati saja.

Godaan duniawi yang luar biasa melimpah bisa jadi jaminan untuk seorang perempuan muslim tidak menutup auratnya. Ingatlah alat kontrol yang baik adalah alat yang bisa terlihat oleh orang lain dan diri kita sendiri. Bisa menjadi pilihan jika ingin menggunakan jilbab sebagai kewajiban dalam menutup aurat dan alat kontrol yang baik bagi diri sendiri dalam menjilbabkan hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun