Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pilunya Kehidupan Anak Tunggal Pimpinan Bank Menyadarkan Pentingnya Asuransi Pendidikan

10 Juni 2016   11:28 Diperbarui: 10 Juni 2016   13:24 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Denny Karim dan Mas Isjet Kompasiana dalam acara nangkring Comonwealth Life-Kompasiana (foto Rahayu)

Kisah Pilu Seorang Teman

Saya masih ingat saat masih SD selalu diantar bapak ke sekolah dengan menaiki motor vespa yang suaranya lumayan cempreng. Berbeda dengan seorang teman sekolah yang selalu diantar jemput mobil pribadi yang terkadang membuat saya menelan ludah dan membayangkan seandainya saya sesekali diantar dengan mobil. Wajar saja teman saya itu diantar jemput dengan mobil karena kabarnya bapaknya adalah salah seorang pimpinan bank.

Sungguh berbeda dengan fakta yang saya temui sepuluh tahun kemudian. Betapa kagetnya teman saya yang dahulu sungguh berhasil membuat saya iri kini saya mendapati kejadian menyedihkan karena dia bekerja sebagai seorang tukang bersih-bersih di sebuah tempat umum. Sampai tidak percaya melihat pemandangan di depan mata.

Tangan teman saya tampak lihai memegang sapu lidi dan membersihkan setiap sudut ruangan yang tampak akrab dengannya. Saya pun akhirnya mengetahui kalau ternyata bapak teman saya sudah meninggal dunia entah sejak kapan, namun yang pasti kehidupannya berubah drastis setelah bapaknya meninggal. Dulu saya memang iri padanya namun kenyataan waktu itu saya masih memiliki orang tua lengkap yang masih bisa membiayai, membuat saya bisa fokus kuliah dan menata masa depan. Tidak perlu memikirkan hal lain yang mengganggu cita-cita saya.

Saya pikir teman yang memiliki bapak yang berkecukupan pasti bisa memilih kuliah di mana pun dan jurusan apa pun yang dia mau tanpa kendala dana. Namun ternyata fakta yang ada menyadarkan saya sungguh masa depan tiada terduga dan mengenai umur hanya Tuhanlah yang tahu.

Kisah itu menjadi bahan perenungan tersendiri buat saya khususnya setelah menikah dan punya anak. Saya sungguh berharap dan berdoa supaya saya dan suami diberikan umur yang panjang agar bisa menafkahi dan membiayai pendidikan anak-anak sampai mereka kuliah serta bisa hidup mandiri. Namun panjangnya usia tidak ditentuan oleh kehendak saya.

Apa yang terjadi pada teman SD begitu menyadarkan kalau ternyata penghasilan yang tinggi, jabatan, dan kemakmuran orang tua saja tidak bisa dijadikan jaminan meraih masa depan anak. Harus ada sebuah perencanan matang, karena tanpa persiapan semua kemewahan masa lalu bisa hilang lenyap tanpa bekas.

Nangkring Commonwealth Life-Kompasiana yang Menginspirasi

Mahalnya kebutuhan pokok saat ini membuat saya merasa tidak mudah menyisihkan uang untuk asuransi pendidikan anak. Masih terlalu banyak pengeluaran lain yang harus diutamakan. Apalagi saya dan suami merasa masih muda dan jauh dari risiko sakit penyakit sehingga tenaga dan pikiran masih kuat mengumpulkan uang untuk masa depan anak. Dipikir-pikir, dana asuransi pendidikan itu bak uang mati yang rutin disisihkan namun tidak terlihat manfaat barang dan jasanya, seolah uang terbuang begitu saja.

Kurangnya pemahaman akan pentingnya perencanaan keuangan masa depan inilah yang membuat saya tertarik menghadiri acara nangkring Commonwealth Life – Kompasiana pada Kamis 19 Mei 2016 yang lalu. Bapak Denny Karim selaku Associate Director Operations Commonwealth Life mengisahkan betapa berartinya hari dalam menentukan hari esok.

Saya pun diajak untuk semakin menyadari akan pentingnya perencanaan keuangan masa depan termasuk rencana pendidikan anak dengan mencoba langsung layanan digital facilities Commonwealth Life yang lengkap karena memiliki games interaktif, Commitment Magazine, Financial Calculator, dan berbagai portal e-services yang terdapat di website Commonwealth Life.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun