Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Persiapkan Warisan untuk Anak-cucu

4 Desember 2015   10:48 Diperbarui: 7 Desember 2015   17:54 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi-Warisan untuk Anak (Shutterstock)"][/caption]Suatu saat kita semua pasti meninggal. Sebagai orang tua yang baik, warisan apa yang akan kita persiapkan untuk anak cucu? Apakah harta benda, rumah, mobil, tanah, saham? Tidak salah sama sekali jika orang tua meninggalkan warisan demi menjamin masa depan dan meningkatkan standar hidup anak. Tetapi semua itu tidak bisa menjamin anak akan memiliki kehidupan yang lebih baik. Mungkin kesalahpemahaman orang tua tentang warisan yang terbaik untuk anak mempengaruhi peningkatan jumlah pelaku kriminal, kemorosotan moral, korupsi, atau kecurangan di negeri ini. Orang tua sibuk mempersiapkan masa depan yang cerah untuk anak-anaknya dan melupakan kewajibannya yang terutama sebagai orang tua.

Tidak sedikit orang tua yang beranggapan kalau membahagiakan anak cukup memberinya materi berkelimpahan, pakaian yang bagus, sekolah yang bergengsi tanpa memberikan sebentuk perhatian kepada anaknya. Orang tua terlanjur menilai kalau harta berlimpah sama dengan kebahagiaan. Padahal membahagiakan anak tidak cukup hanya dengan materi. Anak yang kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tua cenderung tidak betah di rumah dan lebih suka berlama-lama di luar karena menemukan banyak teman-teman yang perhatian dan peduli padanya. Anak-anak tersebut menganggap kalau rumah hanya tempat untuk menumpang tidur sehingga besar kemungkinannya jatuh dalam pergaulan yang kurang baik, seks bebas, menjadi pecandu narkorba, atau pelaku kriminal.

Selain cenderung jatuh ke dalam pergaulan menyesatkan, seorang anak yang kurang kasih sayang orang tua awalnya akan merasa sedih dan iri hati kepada teman yang menerima curahan cinta dari papa mama. Namun seiring berjalannya waktu, si anak akan mulai terbiasa dan tanpa dia sadari mulai muncul rasa benci kepada ayah ibunya. Anak mendefenisikan cinta orang tua sama dengan waktu. Orang tua yang tidak punya waktu untuk anak adalah bukti dan tanda tidak cinta orang tua kepadanya.

Kebahagiaan anak tidak dapat dinilai dari banyaknya materi yang kita berikan pada mereka. Justru materi sering kali memanjakan dan membuat anak tidak menghargai uang. Harta warisan yang sudah disiapkan orang tua untuk tujuh turunan pun bisa hilang tak berbekas bahkan masih menyisakan hutang karena kurangnya kematangan pola pikir anak. Orang tua yang hanya memberi uang tanpa mendidik anak bagaimana cara menyelesaikan masalahnya sendiri akan menjadi anak menyedihkan saat orang tuanya telah tiada.

Jangan hanya terfokus pada kebutuhan fisik dan mengabaikan kebutuhan emosional, rohani, dan pendidikan karakter anak. Tanpa pernah diajari bagaimana menghadapi permasalahan besar maka anak Anda yang telah dibekali harta berlimpah ruah itu tidak akan kuat menghadapi kehidupan yang keras ini. Anak kita lebih membutuhkan perhatian, kasih sayang, teladan, dan pendidikan moral daripada materi yang berlebihan. Harta saja tidak bisa mengajarkan kepada mereka mana yang baik dan mana yang buruk. Suapi anak-anak sejak dini dengan makanan berbentuk budi pekerti, moral, dan etika yang baik. Anak akan mengunyah dan menelan semua kebaikan yang diberikan orang tuanya. Kelak mereka akan tumbuh menjadi wanita dan pria dewasa yang bermanfaat, mandiri, bisa mengambil keputusan yang tepat, dan bertanggung jawab. Bukankah tidak ada kesuksesan yang lebih besar daripada melihat anak-anak bertumbuh dan menjadi berkat bagi lingkungan masyarakat?

Bapak saya tidak mewariskan harta apa pun pada saya, tetapi itu membuat saya terus berjuang menjadi pribadi yang tangguh dan tidak manja. Justru warisan ajaran hidup yang beliau berikanlah yang mampu menghidupi saya di dunia yang keras ini. Anda ingin memperkaya generasi Anda kelak? Itu baik, namun memperkaya keturunan secara materi tanpa melimpahinya dengan kekayaan karakter dan kerohanian, maka harta itu akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Uang akan baik di tangan seorang yang berkarakter matang, sebaliknya harta akan menghancurkan bila dikuasai seorang yang tak berakal budi dan bengkok hati. Berikanlah warisan nilai-nilai kehidupan yang tidak bisa diambil alih, tidak kena pajak, dan tidak akan hilang karena selalu dikenang sepanjang masa meskipun kita telah meninggalkan dunia. Anak-anak kita layak mendapatkan warisan yang terbaik. Adakah Bapak/Ibu yang ingin berbagi? Thanks for share :-)

 

Salam,

 

Rahayu Setiawati Damanik

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun