Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menulis Storytelling Bersama Pak Isjet Kompasiana

8 Maret 2016   11:23 Diperbarui: 8 Maret 2016   11:38 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menulislah dengan cara bertutur sehingga tulisan lebih menarik (visionroom.com)"][/caption]Sabtu yang lalu 5 Maret 2016, saya mengikuti kegiatan Kompasiana Nangkring iB Blogger Meet Up dengan tema: “Aku Cinta Keuangan Syariah”. Salah satu pembicara yang hadir adalah Pak Iskandar (Isjet) Asisten Manager Kompasiana. Beliau membawakan topik: "Menulis Kreatif di Blog". Pak Isjet menceritakan kalau dalam menulis ada satu cara penulisan yaitu storytelling yang merupakan sebuah pemaparan berita aktual dengan gaya bercerita, bertutur, atau mendongeng.

Pembicara menambahkan kalau apa yang disampaikan di tulisan sebaiknya bukanlah teori namun berisikan kisah seperti yang dianut penulis buku Outliers bernama Malcolm Gladwell. Alih-alih menjabarkan teori kesuksesan, buku yang memaparkan tentang rahasia keberhasilan para tokoh-tokoh besar tersebut lebih banyak berkisah mengenai cerita kesuksesan. Menurut Pak Isjet, hal seperti ini lebih mengena dan bisa dinikmati pembaca.

[caption caption="Pak Isjet sedang memaparkan cara penulisan storytelling (dokpri Rahayu)"]

[/caption]

Salah satu contoh mengubah kalimat biasa menjadi kalimat storytelling misalkan seperti di bawah ini:

“Ani seorang yang berasal dari keluarga tidak mampu. Kini keluarganya terlilit hutang” kalimat ini bila diubah menjadi storytelling akan lebih hidup. Caranya buatlah pemaparan yang mengisahkan bagaimana kemiskinan Ani dan mengapa keluarganya sampai terlilit hutang. Bila menjadi storytelling kalimat tadi akan berubah menjadi “Sejak tahun lalu ayah Ani sudah meninggal. Ani hanya hidup bertiga dengan ibu dan adiknya yang berusia 2 tahun. Sepeninggal ayahnya, keluarga Ani menjadi semakin merana. Ibunya yang selama ini hanya mengandalkan uang dari hasil penjualan kayu yang dicari ayah di hutan, kini harus berjuang sendirian mencari sesuap nasi meninggalkan Ani dan adiknya di dalam sebuah gubuk tua. Ibu Ani yang malang malah sudah terjerat hutang kepada seorang rentenir demi membiayai penyakit adik Ani yang dirawat tiga bulan lalu. Ani dan ibunya hanya berharap semoga bisa melunasi hutang kepada rentenir yang terus memaksa membayar padahal uang untuk makan sehari-hari saja mereka tidak punya”

Awalnya, saya berpikir kalau storytelling dalam sebuah laporan jurnalistik bukanlah sebuah hal yang lumrah. Namun ternyata kini saya paham kalau ada juga karya tulis dalam bentuk laporan jurnalistik yang disajikan dengan gaya sastra yang mengedepankan penuturan peristiwa (storytelling). Storytelling ini berbeda dengan karya jurnalistik yang biasanya digunakan di media cetak yang pada umumnya hanya sekedar memaparkan sebuah kisah. Keunikan storytelling ini adalah berusaha memaparkan sebuah fakta dengan menggunakan seni bercerita atau narasi layaknya kisah fiksi sehingga pembaca tidak bosan dan benar-benar menikmati sajian sebuah peristiwa yang terasa hidup dalam sebuah bacaan.

Penjabaran Pak Isjet ini mengingatkan saya pada sebuah buku biografi berjudul “Eloy – Kisah Ajaib Perjalanan Anak Pedalaman Nias ke Panggung Dunia,” karya seorang penulis terkenal Alberthiene Endah. Buku yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama tersebut berhasil saya ‘lahap habis’ hanya dalam sehari. Saya yakin bukan hanya karena kisah nyatanya yang menarik namun sangat dipengaruhi oleh cara pemaparan penulis yang luar biasa, seolah saya merasa dekat dengan Eloy yang menjadi tokoh utama buku tersebut. Buku itu memang tentang biografi Eloy namun seolah saya sedang membaca novel. Saya berdecak kagum karena menurut pandangan saya, Alberthiene Endah adalah seorang penulis cerdas karena bisa memaparkan sebuah fakta dalam untaian kalimat indah.

Selain menjelaskan mengenai storytelling, Pak Isjet menganjurkan agar penulis membuat sebuah judul yang menarik. Ibarat pagar rumah yang cantik, judul tersebutlah yang pertama kali menarik minat pembaca. Saat membuat judul tanyalah kepada diri sendiri terlebih dahulu, menarikkah judul tersebut? Bila menurut penulis menarik mungkin pembaca juga akan tertarik. Namun satu hal yang ditekankan oleh Pak Isjet kalau menulis jangan diawali dengan judul. Menulislah sampai selesai kemudian buat judul menarik yang mewakili isi tulisan. Pak Isjet juga menekankan pentingnya arti sebuah foto/gambar dalam sebuah tulisan. Pilihlah gambar yang paling relevan dan jangan lupa menulis keterangan gambar beserta sumbernya.

Selain itu, dalam menulis perlu sekali dibuka dengan sebuah kalimat yang membuat penasaran untuk terus membaca isi tulisan sampai habis. Setelah penulisan awal, lanjutkan dengan menguraikan pokok permasalahan. Terakhir ditutup dengan kalimat yang mengunci wacana yang dijabarkan di awal tulisan tadi sehingga tulisan kita menjadi fokus dan tidak melebar kemana-mana. Demikianlah presentasi yang disampaikan oleh Pak Isjet, semoga laporan ini bermanfaat untuk semua penulis di Kompasiana.

 

Salam,

Rahayu Damanik

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun