Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meningkatkan Gairah Seksual Suami Istri Tanpa Menonton Video Porno

29 Juli 2016   17:31 Diperbarui: 29 Juli 2016   17:54 1986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gairah suami istri bisa bertumbuh tanpa video porno (www.womenfitnessmag.com)

Hubungan intim dalam pernikahan adalah anugerah Tuhan yang baik dalam relasi suami istri. Sayangnya, tidak semua dapat menikmati kehidupan seksual yang baik seperti yang pernah saya alami di tahun-tahun awal pernikahan karena belum memahami apa sebenarnya esensi dari hubungan intim tersebut. Menghadapi kurangnya gairah seksual dalam pernikahan tidak jarang mendorong seseorang untuk menonton video porno. Ada yang menonton diam-diam di belakang pasangan dan ada juga yang menonton video porno bersama-sama. Kebiasaan menonton video porno ini juga sering terjadi di kalangan pasangan yang sudah bertahun-tahun berumah tangga dengan tujuan menghidupkan kembali gairah pernikahan yang padam.

Sebenarnya baikkah menonton video porno dengan tujuan untuk meningkatkan gairah seksual pernikahan? Salahkah bila cara ini ditempuh? Ada yang mengatakan kalau selama tujuan menonton video porno adalah untuk pembelajaran pengetahuan seksual suami istri maka tidak salah menonton video porno karena berpotensi meningkatkan keharmonisan. Apalagi bila menonton tidak menjadi ketagihan maka sah-sah saja malah akan mendapatkan pengetahuan making love style terbaru. Benarkah demikian? Saya pribadi sangat tidak setuju bila seseorang menonton video porno termasuk bila sudah menikah. Alasannya jelas karena melihat bagian tubuh dan kegiatan orang lain yang tidak seharusnya dipandang. Belum lagi, pemeran film yang ditonton bukanlah pasangan kita sehingga bukan tidak mungkin suami atau istri malah membayangkan si pemeran video porno saat berhubungan intim.

Video porno sangat mampu membuat mereka yang mengkonsumsi menjadi ketagihan karena saat menonton video porno dihasilkan hormon dopamin yang efeknya bagaikan narkotika yang memberikan rasa ketagihan. Saat seseorang terbiasa terangsang dengan video porno maka bisa menyebabkan berkurangnya sensitivitas dalam menerima rangsangan dari pasangan. Tidak berlebihan bila video porno mampu menuntun seseorang untuk berselingkuh karena video porno seolah memberitahukan suami istri kalau ternyata di luar sana banyak laki-laki atau perempuan yang sepertinya lebih menggairahkan ditambah lagi kalau secara tidak sadar akan tertanam harapan agar suami atau istri kita seharusnya semenarik yang ada dalam video porno tersebut.

Seorang yang menolak menonton video porno akan lebih menghargai pasangan dan lebih fokus mengupayakan segala cara untuk menghidupkan kehidupan intim yang menyenangkan. Alih-alih mendapat pelajaran dalam meningkatkan gairah seksual, menonton video porno bukannya memberikan solusi malah dapat menjadi pelarian yang menyenangkan. Pornografi menyebabkan seseorang semakin sulit menyadari kalau sesungguhnya kehidupan intim dalam suami istri itu bukanlah hanya sekedar pemuas nafsu birahi semata namun lebih jauh merupakan sebentuk ungkapan kasih sayang secara khusus di antara suami istri.

Kebiasaan mengumbar nafsu melalui video porno lebih parah akan menyebabkan pikiran seseorang mudah mengaitkan segala sesuatu dengan hal-hal berbau porno. Lama-lama melihat pohon saja seseorang bisa nafsu karena berasa melihat perempuan telanjang pun melihat sapi jangan-jangan jadi terangsang juga. Sedang membicarakan topik yang baik malah dikaitkan dengan seks. Pernah melihat orang yang demikian bukan? 

Lalu bagaimana meningkatkan gairah hubungan seksual tanpa pornografi? Satu hal yang perlu kita pahami kalau gairah seksual suami istri tidak dapat timbul begitu saja. Hubungan seksual yang baik membutuhkan sebuah usaha yang terus menerus dengan menjalin hubungan emosional yang baik antara suami istri dan keinginan tulus untuk menyenangkan pasangan serta menyingkirkan keegoisan yang hanya mencari kepuasan sendiri. Tiada kehidupan seksual baik tanpa intimacy yang kuat antara keduanya. Banyak yang tidak menyadari hal ini dan malah mencari pelarian berupa video porno dan perselingkuhan sebagai solusi kekeringan dalam hubungan.

Nyalakan gairah seksual suami istri dengan mengagumi pasangan sebagai seorang yang terbaik dari pada laki-laki atau perempuan mana pun di muka bumi. Jalin hubungan yang hangat setiap saat sebab inilah benih bagi tumbuhnya gairah seksual yang baik. Mengasihi istri atau suami lebih dari diri sendiri maka otomatis gairah itu akan bertumbuh perlahan. Kegiatan seksual yang baik tidak hanya dibangun di tempat tidur namun bagaimana para suami istri menjalin hubungan sehari-hari. Tidak heran bila suami istri yang gemar bertengkar akan kehilangan gairah seksual itu sudah pasti. Ada yang mengatakan kalau bertengkar justru meningkatkan gairah seksual, sesekali bertengkar mungkin bisa saja namun bila terus-menerus otomatis ada perasaan gerah yang mematikan keinginan berhubungan intim.

Suami istri juga perlu terbuka satu sama lain mengenai bentuk kegiatan seksual apa yang disukai dan tidak, kemudian belajar untuk mengubah fokus kepuasan saya menjadi kepuasan kita. Bila memiliki intimacy yang kuat maka tidak jarang suami istri akan tetap bergairah meskipun usia sudah lanjut asalkan hubungan mereka terjalin dengan manis sebab gairah yang sesungguhnya berasal dari hubungan yang hangat dan cinta sejati yang selalu rindu untuk memberi yang terbaik bagi pasangan. Mulailah untuk mendengarkan pasangan, mengasihinya tanpa syarat, dan belajar menerima kekurangannya. Setelah itu bersiaplah memiliki pernikahan yang selalu menggairahkan.

Salam,

Rahayu Damanik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun