Banyak orang cerdas dan berpendidikan tinggi tetapi belum mampu menjadi seorang yang jujur. Lebih mudah menemukan manusia yang pintar daripada yang jujur sampai-sampai ada sebuah quotes yang mengatakan kalau negara ini sedang tidak kekurangan orang berpendidikan namun orang jujur.Â
Tidak mudah menemukan seorang yang jujur sebab penipuan, kecurangan, dan manipulasi seolah hal yang sudah biasa terjadi. Bahkan tak jarang justru orang jujur dianggap aneh dan penipu malah dinilai biasa saja. Dunia sudah terbalik bukan?
Kejujuran dan kecerdasan memang tidak bertumbuh seiring dan sejalan. Sebab kejujuran itu berasal dari hati bersih dan tekad yang bulat untuk mempertahankan kejujuran. Sikap hati inilah yang perlu kita tanamkan di dalam diri anak-anak bila ingin melihat mereka kelak bertumbuh menjadi seorang yang jujur. Tampaknya tantangan menjadi orang jujur demikian berat dan seolah kejujuran tidak bermanfaat sama sekali. Namun faktanya kejujuranlah yang memberikan kita banyak keuntungan.
Kejujuran selain menghindarkan kita dari dosa juga menjadikan kita seorang yang bisa dipercaya oleh orang lain. Penipu sekalipun tidak sudi dibohongi itulah sebabnya kejujuran ibarat mata uang yang berlaku dan disukai siapa saja termasuk diminati seorang yang suka berdusta. Tidak berlebihan bila kejujuran pada diri orang tua dan anak-anak adalah nilai yang sangat penting untuk dipertahankan.
Semua relasi membutuhkan kejujuran baik hubungan bos dengan bawahan, antar sesama teman, terhadap pasangan, relasi bisnis, dan semua jalinan lain membutuhkan kepercayaan yang tidak dapat bertumbuh bila di dalam diri seseorang tidak ditemukan nilai kejujuran. Ketika satu kali saja berbohong maka kepercayaan yang sempat terbangun akan runtuh seketika.Â
Setelah kepercayaan hancur maka akan sulit membangunnya kembali karena ada pihak yang merasa dikhianati. Inilah risiko bila kita tidak mengajarkan kejujuran sejak dini pada anak. Kelak anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak dapat dipercaya oleh siapa pun.
Membiarkan benih ketidakjujuran tumbuh di dalam diri anak juga akan membuat anak menjadi terbiasa menipu sehingga lama-lama hati nurani yang awalya terusik karena ketidakjujuran berubah menjadi kebal saking terbiasa menipu. Pun menipu adalah kebiasaan yang akan terus bertumbuh bagaikan mahluk hidup yang terus bertambah besar.Â
Awalnya, anak berbohong kecil namun karena takut ketahuan kemudian kebohongan terus bertambah demi menutupi kebohongan di awal. Bagaimana kalau kebohongan anak kita terus meningkat dan malah berujung di penjara? Bukankah menjadi sia-sia didikan orang tua sejak dia kecil?
Inilah pentingnya kita harus mengajarkan anak untuk berani berkata dan bersikap jujur. Biasanya anak kecil berbohong karena menilai kebohongan itu bermanfaat untuk melindungi dirinya sendiri dari kemarahan atau hukuman orang tua. Oleh sebab itu, kita orang tua harus membuktikan kepada anak kalau kita adalah orang tua yang sangat menghargai kejujuran.
Beberapa kali anak saya sudah buru-buru meminta maaf dan mengaku salah kepada saya padahal saya belum menyadari sama sekali kesalahannya kalau tidak dia beri tahu. Bila ini yang terjadi maka saya pastikan tidak akan menghukum atau memarahi karena saya ingin menyampaikan pesan kalau saya sangat menghargai kejujurannya.Â
Tentu saja anak saya bisa saja berusaha menutupi kesalahan agar tidak saya ketahui namun pilihannya untuk mengaku dengan jujur sangat saya hargai sehingga saya hanya berikan nasihat saja atas kesalahan yang dia perbuat. Hukuman yang terlalu berat bisa menyebabkan anak menjadi pintar memanipulasi agar dirinya terhindar dari hukuman. Inilah perlunya orang tua menunjukkan kompromi atas hukuman bila saja anak jujur atas kesalahannya.