Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Meributkan Emansipasi!

7 Mei 2016   16:11 Diperbarui: 7 Mei 2016   16:49 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Emansipasi wanita membuatnya bebas berkarya (foto: credit-help.biz)

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan emansipasi wanita? Menurut saya, yang dinamakan emansipasi adalah bila tidak ada perbedaan hak pada pria dan wanita dalam meraih pendidikan, pekerjaan, dan berbagai karya lainnya asalkan sesuai keinginan, bakat, minat, dan kemampuan. Tidak ada lagi diskriminasi yang melarang-larang perempuan untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin sesuai dengan potensi diri.

Emansipasi jualah yang membuat wanita berhak menentukan jodohnya, memilih keputusan hidupnya sendiri, bahkan berhak menjadi wanita satu-satunya yang menjadi istri suaminya. Emansipasi memberikan wanita sebuah kebebasan tanpa ada yag bisa membatasi. Tidak ada lagi istilahnya menjadi kaum yang dipandang sebelah mata karena kini perempuan sudah menjadi insan yang seutuhnya.

Tidak ada yang menyangkal pentingnya peran wanita dalam segala aspek kehidupan baik itu sosial, politik, dan perekonomian. Bahkan sudah tidak jarang perempuan menjadi seorang pemimpin suatu bangsa. Emansipasi mengingatkan kita kembali bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk pria yang menghendaki adanya sebuah kesejajaran atau kesetaraan peran pria dan wanita.

Meskipun emansipasi tujuannya adalah memberikan kebaikan kepada kaum perempuan namun ada berbagai pendapat yang mengatakan kalau emansipasi bukanlah suatu hal yang baik karena akan berdampak si istri akan melupakan kewajibannya sebagai istri sehingga bisa malah memandang sebelah mata kepada suami. Selain itu, ada yang mengatakan emansipasi akan mengabaikan perawatan anak-anak karena kesibukan istri.

Saya sangat setuju sebuah ungkapan yang mengatakan pria dan wanita adalah ciptaan yang sederajat namun tidak sama. Bukanlah hal yang tanpa alasan mengapa wanita dan pria diciptakan secara berpasang-pasangan. Tentulah kondisi ini didesain karena Sang Maha Kuasa menginginkan ada sebuah persandingan yang harmonis bukannya pertandingan yang merugikan antara pria dan wanita. Pria dipasangkan dengan wanita untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan. Sama seperti pria yang memiliki kekurangan dan kelebihan begitu juga halnya dengan wanita juga memiliki kelemahan dan kehebatan yang tidak dimiliki pria.

Emansipasi pada intinya adalah menuntut adanya persamaan hak dalam hal pendidikan dan karya nyata dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa. Namun janganlah kiranya emansipasi dijadikan senjata untuk menuntut kesamaan dalam segala hal. Adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa diubah di mana laki-laki tidak akan pernah sama dengan perempuan khususnya dalam perannya di dalam keluarga. Bagaimana pun di dalam suatu organisasi termasuk keluarga harus ada yang menjadi pemimpin. Dialah pria yang sudah diberi kepercayaan menjadi kepala dan wanita menjadi penopang yang sederajat. Emansipasi yang dilandasi pemahaman pembagian peran tersebut akan melahirkan emansipasi yang membawa kebaikan bukan hanya bagi perempuan namun juga suami dan anak-anak.

Kini, tidak ada lagi yang melarang-larang wanita untuk memakai celana panjang layaknya pria atau melakukan olahraga yang macho seperti sepak bola. Namun selamanya emansipasi tidak akan mampu mengubah pembagian agung terkait peran dalam keluarga. Hanya perempuan yang bisa menjadi istri dan ibu, dan hal tersebut bukanlah sesuatu yang bisa ditawar.

Emansipasi jugalah yang tidak mewajibkan perempuan bangun pagi atau mememasak. Demikian juga menyetir bukan lagi harus dilakukan laki-laki karena wanita pun bisa melakukannya. Memasak bisa dialihkan kepada asisten rumah tangga. Tidak salah juga meminta suami untuk menyiapkan masakan dan mengasuh anak-anak asalkan berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak mengubah peran pria sebagai pemimpin keluarga. Namun, bila tidak memiliki asisten rumah tangga dan suami tidak memungkinkan untuk memasak, maka sudah menjadi kewajiban istri untuk menyediakan makanan yang cukup untuk anak-anak dan suaminya. Apakah dengan cara memasak sendiri atau membeli di luar yang penting anak dan suami tidak terbengkalai.

Emansipasi bisa disambut dengan euforia namun janganlah kiranya emansipasi melahirkan suatu ketidakadilan bagi suami dan anak-anak. Emansipasi sejatinya memberi keuntungan bukan hanya bagi wanita namun juga keluarganya; anak dan suami.

Gerakan emansipasilah yang telah berhasil membuat wanita tidak lagi dipandang sebelah mata. Kini emansipasi pula yang berhasil mengantarkan banyak wanita memiliki jabatan yang lebih tinggi daripada pria, bahkan mampu menjadikan wanita sebagai pemimpin suatu bangsa. Namun, satu hal yang perlu kita pahami, kebebasan yang dilahirkan emansipasi jangan sampai dimaknai sebagai kebebasan yang kebablasan. Artinya, jangan sampai kemerdekaan itu justru merugikan keluarga kita. Memang emansipasi membuat perempuan tidak lagi di bawah tekanan lagi-laki, namun sikap saling mengasihi dan pengertian di antara kaum laki laki dan perempuan akan menjaga keharmonisan keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun