Idealnya dalam rumah tangga, istri menghormati suami sebagai kepala keluarga dan suami menyayangi istri sebagai pendamping. Namun potret dalam masyarakat terkadang ditemukan suami yang takut istri bahkan sampai ada singkatan ISTI (Ikatan Suami Takut Istri). Suami takut istri digambarkan sebagai para kepala rumah tangga yang didominasi sang istri. Apa sih perbedaan suami sayang istri dengan suami takut istri? Sebab bila diamati akan menunjukkan perilaku suami yang hampir sama.
Sebelum menuliskan artikel ini saya terlebih dahulu menanyakan di Facebook saya mengenai perbedaan suami takut istri dengan suami sayang istri. Seorang teman Facebook yang juga adalah kakak kelas saya di SMA memberi komentar kalau suami yang sayang istri itu pasti merawat istri dengan baik; menggunakan sentuhan, usapan, pijatan, dan ciuman. Kakak kelas saya tersebut juga menambahkan kalau suami yang sayang istri pasti juga akan meminta pendapat istri ketika membuat keputusan, memberikan kebebasan bagi istri untuk berkarya, dan tidak segan berbagi peran dalam urusan anak dan rumah.
Namun suami yang takut istri pun tentu saja bisa melakukan hal yang sama lalu bagaimana perbedaannya? Teman lain berpendapat kalau suami sayang istri atau takut istri adalah dua hal yang serupa namun tak sama sebab hal tersebut tergantung tujuan dan cara orang lain menilainya. Saya setuju bila suami sayang istri atau suami takut istri adalah hal yang sangat sulit dibedakan. Boleh dikatakan malah yang paling mengetahui seorang suami itu takut istri atau sayang istri adalah pasangan suami istri itu sendiri. Orang luar akan sulit menilai dengan objektif apakah seorang suami dikategorikan sayang atau takut istri.
Seorang suami yang sayang istri akan melakukan banyak hal demi kebahagiaan dan kebaikan pasangannya. Misalkan saja suami turun tangan mengerjakan urusan rumah tangga hal itu didasarkan dengan tujuan untuk mengurangi beban istri supaya istri tidak merasa kecapaian. Sebaliknya suami yang takut istri melakukan segala sesuatu karena keterpaksaan dan rasa takut; takut diomeli, takut dimarahi, takut istri ngambek, atau berbagai ketakutan lainnya. Jadi jelas sekali kalau suami takut istri melakukan sesuatu atas dasar keterpaksaan.
Misalkan istri memiliki satu permintaan maka suami yang sayang istri atau takut istri akan sama-sama berusaha memenuhi permintaan istri tersebut. Bedanya, suami yang sayang istri akan melakukannya dengan senang hati dan tanpa beban namun suami takut istri menganggapnya sebagai kewajiban yang berat untuk dilakukan. Pun suami yang sayang istri akan melakukan hal yang sama saja baik di depan maupun di belakang istri sebaliknya suami yang takut istri akan menuruti permintaan istri saat sedang bersama istri namun bila tidak bersama akan melakukan tindakan lain sesuai keinginan hatinya sendiri.
Hal ini mengingatkan saya pada sinetron “Suami-suami Takut Istri” yang pernah ditayangkan di televisi. Saya ingat sekali para suami yang takut istri akan bersikap manis di depan istrinya dan menuruti apa saja kemauan sang istri namun ketika di belakang akan diam-diam mendekati perempuan seksi, cantik, dan lembut tanpa sepengetahuan istri. Para suami cenderung melakukan hal yang kurang baik asalkan istri tidak mengetahui.
Suami yang takut istri awalnya hanya mencari aman demi menghindari konflik yang berkepanjangan sehingga selalu menuruti kemauan istri. Namun lama-kelamaan seolah membiarkan istrinya menjadi kepala dalam rumah tangga sehingga apa pun yang dikatakan dan diminta istri semuanya dituruti. Akibatnya, istri pun kehilangan respek kepada suami. Peran dan pendapat suami sebagai kepala keluarga pun seolah terabaikan.
Sebaliknya suami yang sayang istri memang akan mendengarkan apa pendapat dan menuruti permintaan istri namun ada saatnya suami tidak setuju dengan pendapat istri dan tidak menuruti permintaan istri bila dinilai kurang tepat. Ada kalanya suami juga memberi masukan bahkan menegur dengan kasih bila ada sesuatu yang berlebihan.
Artinya istri tidak dibiarkan saja melakukan sesuatu yang menurut suami adalah kekeliruan. Ada diskusi dan saling tukar pendapat sehingga keputusan baik untuk berdua. Suami takut istri akan cenderung menghindar, cari aman, dan tidak berdaya saat terjadi perbedaan pendapat dengan istri namun suami sayang istri menghadapi perbedaan pendapat dengan bijaksana. Artinya suami yang sayang istri itu adalah suami yang memandang istri sebagai pendamping yang harus dihargai, disayang, dan dicintai namun tidak kehilangan wibawanya sebagai pemimpin dan tetap menjadi pemegang kendali dalam rumah tangga.
Seperti sinetron yang dibahas di atas ternyata suami takut istri tidak bisa menjadi jaminan kalau suami akan terus setia malah suami akan berupaya mencari celah dan menghalalkan kebohongan agar tindakan tidak diketahui istri. Suami takut istri tentu akan diremehkan istri sehingga kepercayaan diri suami semakin lama akan semakin tipis. Rumah tangga pun tidak harmonis sebab didasari pada rasa takut bukan kasih sayang. Apa saja yang dilakukan atas dasar ketakutan pasti tidak akan memberi hasil yang maksimal sehingga hubungan yang demikian akan sulit bertahan. Perceraian menanti dan anak-anak merasakan dampaknya. Betapa berbahaya bila suami takut kepada istri sendiri.
Salam,