Mengapa? Sebab memang sewaktu di rumah, saya tidak terbiasa memiliki kamar bersih dan rapi. Hanya terkadang saya membantu memasak dan mengepel rumah, tetapi urusan kamar saya tidak terbiasa memiliki kamar rapi. Akhirnya semasa SMA kelas satu saya pun malu sekali. Seandainya saja orang tua saya tahu pasti mereka akan malu juga. Untungnya di asrama SMA, saya dididik mengenai kebersihan dan kerapian sehingga predikat kamar terkotor berubah menjadi kamar terbersih. Kebiasaan bersih dan rapi tersebut pun terbawa sampai sekarang.
Artinya, bila istri terbiasa meluangkan waktu untuk kebersihan dan kerapian rumah maka nanti setelah berkeluarga anak perempuan akan terbiasa menjaga kerapian rumah seperti ibunya dan anak pria pun bisa menjadi teladan istrinya dalam kebersihan. Mungkin masalah kerapian rumah terdengar sepele namun sangat penting membuat rumah terasa manis dan tenang. So, jadikan rumah kita sebagai tempat yang paling nyaman untuk melepas lelah dan sumber kekuatan bagi hidup kita. Home sweet home....
Salam,
Rahayu Damanik