Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Bahayanya Jika Menikah untuk Mencari Kebahagiaan

26 September 2016   09:53 Diperbarui: 26 September 2016   10:00 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak jarang keluarga gagal mempertahankan pernikahan dan memilih perceraian karena tidak memiliki tujuan pernikahan yang jelas. Sering pasangan bingung bila ditanya apa sebenarnya tujuan utama mengapa harus menikah. Pada umumnya pasangan akan menjawab tujuan pernikahan untuk meresmikan hubungan, mengumpulkan harta untuk kesejahteraan bersama, mendapat keturunan, dan mendidik anak demi keluarga yang lebih bahagia.

Tidak ada salahnya memiliki tujuan utama pernikahan untuk mendapatkan kebahagiaan namun bagaimana bila ternyata pernikahan yang dibangun tidak bahagia? Apakah pasangan langsung berpikir untuk bercerai? Sebab dalam perjalanan membangun kebahagiaan banyak sekali godaan, ujian, dan permasalahan yang datang silih berganti. Inilah bahayanya bila pasangan menikah untuk tujuan utama berbahagia. Bila terjadi suatu kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan bukan tidak mungkin pasangan yang ingin bahagia justru menjadi pasangan yang paling menderita dan sering memikirkan perpisahan.

Selain kebahagiaan umumnya tujuan orang menikah adalah untuk:

1. Menghindari zina karena sudah ada pasangan yang bisa diajak berhubungan intim kapan saja.

2. Meresmikan kehidupan bersama orang yang dicintai

3. Memperoleh anak sebagai penerus keturunan atau marga keluarga

4. Ingin lebih leluasa menyayangi dan disayangi

5. Ingin mendapatkan kesejahteraan dan kekayaan

6. Mencari status sosial dan dihargai masyarakat

Semua tujuan menikah di atas adalah hal yang biasa terjadi namun misalkan saja bila tidak ada keturunan di tengah-tengah keluarga maka seseorang yang menjadikan keturunan sebagai alasan utama menikah akan begitu mudahnya bercerai atau memikirkan perselingkuhan demi mendapatkan keturunan. Pun demikian seorang yang mengalami kebangkrutan dan kehidupan keluarga berubah menjadi melarat akan mudah memikirkan perpisahan sebab merasa keluarga sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya lagi.

Bila demikian apa sebenarnya tujuan pernikahan itu? Sebab sejatinya pasangan akan lebih tahan banting menghadapi persoalan hidup yang menerpa keluarga bila memahami betul tujuan pernikahan. Tujuan pernikahan idealnya adalah untuk menjadikan keluarga sebagai sarana bertumbuh dalam iman dan karakter suami, istri, dan anak-anak. Keluarga yang menjadikan pertumbuhan sebagai tujuan utama pernikahan tidak akan mudah berpisah sebab selalu berusaha mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap persoalan yang menerjang.

Keluarga adalah pusat kehidupan manusia seutuhnya sehingga bila pasangan sudah sama-sama bertumbuh maka akan melahirkan kebahagiaan di dalam rumah tangga. Misalkan di dalam keluarga tidak ada keturunan maka pasangan yang bertumbuh tidak akan menjadikan kebahagiaan pribadi sebagai alasan untuk berselingkuh dan mendapatkan keturunan sebaliknya pasangan akan mencari berbagai cara bagaimana supaya dirinya dan pasangan terus tetap bertumbuh bersama tanpa saling menyakiti misalkan dengan mengadopsi anak.  

Misalkan saja pasangan berselingkuh atau menjadi cacat karena kecelakaan, kondisi yang demikian pastilah sangat menyakitkan. Namun pasangan yang menjadikan pertumbuhan keimanan dan karakter sebagai tujuan utama pernikahan tidak akan mudah berpisah karena alih-alih berpikir cerai justru kondisi demikian dijadikan sebagai momen untuk membuktikan kesetiaan. Sulit bagi seorang untuk bertahan dalam kondisi yang demikian berat bila tidak menjadikan pertumbuhan sebagai tujuan utama pernikahan. Seorang yang bertumbuh tentu sangat memegang teguh janji sehidup semati yang pernah dia janjikan.

Berikut adalah beberapa keuntungan bila pasangan menjadikan pertumbuhan sebagai tujuan utama pernikahan:

1. Pasangan yang menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan utama pernikahan akan begitu mudahnya menjadikan pasangannya sebagai alat untuk mencapai kebahagiaannya. Misalkan pasangannya tidak memiliki penghasilan yang mencukupi maka akan dituntut mencari penghasilan yang lebih banyak lagi untuk membahagiakan dirinya. Sebaliknya pasangan yang menjadikan pertumbuhan sebagai tujuan utama pernikahan akan lebih memahami dan saling melengkapi demi mencapai tujuan pertumbuhan bersama.

2. Pasangan yang menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan utama menikah sering kali memandang pernikahan sebagai ajang coba-coba. Bila terjadi kondisi yang tidak diharapkan akan dengan mudah meninggalkan pernikahan.

3. Pasangan yang bertumbuh disamping sibuk memenuhi kebetuhan keluarga juga rindu memberikan kontribusi nyata kepada sesama sehingga hidup tidak terpusat hanya kepada kabahagiaan keluarga saja.

4. Pasangan lebih mudah beradaptasi, menerima kekurangan pasangan, dan saling menguatkan di saat salah satu atau kedunya tertimpa musibah.

5. Pernikahan yang bertujuan untuk bertumbuh dalam kebersamaan akan lebih memahami arti kehidupan dan komitmen setia yang sesungguhnya.

Demikianlah tulisan saya semoga bermanfaat.

Salam,

Rahayu Damanik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun