Ini adalah kisah nyata yang tidak hanya menimpa satu-dua orang wanita namun dialami banyak ribuan istri di luar sana. Sebuah hati yang terluka akibat diabaikan suami karena lebih tertarik kepada si pencuri hati. Bila dilihat dari jumlah waktu yang diberikan, suami terlihat jauh lebih mempedulikan si pujaan hati daripada istrinya.
Bukan tidak jarang, sang suami menghabiskan waktu terbaiknya bersama si pencuri hati. Saat tenaga dan pikiran tinggal tersisa sedikit barulah sang suami bersama istrinya. Itu masih mending, sering kali justru semua waktu dan pikiran telah habis untuk si pencuri hati tanpa tersisa sedikit pun untuk istri.
Sang suami tidak ingin sedikit pun berjauhan dengan si pencuri hati; harus selalu di dekatnya. Bila sedikit berjauhan tidak boleh lepas dari pandangan supaya suami bisa selalu melirik dan mudah berduaan kembali. Entah bagaimana seolah hati suami sudah terhipnotis oleh pesona si pencuri hati.
Lebih parah lagi, saat sedang jalan keluar dengan istri, sang suami ingin si pencuri hati tetap turut. Seolah lupa sedang bersama istri, sang suami tak henti menatap pujaan hatinya meskipun istrinya sedang mencurahkan isi hati dengan kegundahannya. Namun, hanya ditanggapi sesekali dengan “Oh”, “Ia”, atau “Masa’ sih”. Sisanya suami lebih asyik dengan sang pujaan hati.
Terkadang suami menunjukkan ekspresi serius lain waktu tertawa terbahak-bahak tanpa sedikit pun mengalihkan perhatian dari wajah si pencuri hati. Awalnya istri merasa ada hal lucu yang didengar suami dari apa yang sedang dibicarakan istri namun bukan, ternyata ada lelucon yang menggelikan yang berhasil dilontarkan si pencuri hati. Entah dalam bentuk gambar atau mungkin tulisan sebab sebenarnya si pencuri hati yang bernama gadget itu tidak bisa berbicara namun pintar melucu dan merebut perhatian ha..ha..
Memang banyak istri yang mengalami hal demikian namun bukan berarti suami tidak bisa mengalami hal yang sama; memiliki saingan terberat yang sering membuat cemburu bernama gadget. Namun artikel ini ditulis dari sudut pandang istri sebab salah satu kebutuhan utama wanita adalah untuk curhat dan didengarkan.
Bila suami tidak menghargai waktu bersama bisa menimbulkan perasaan diabaikan dan tertekan sehingga mendorong wanita untuk mencari teman lain yang siap memberikan bukan hanya telinga namun juga hati. Tidak menjadi masalah bila ternyata sang istri memiliki teman wanita yang bisa dijadikan tempat curhat dan bisa memberikan solusi yang baik.
Namun bagaimana bila ternyata sang istri menemukan kalau ada pria lain yang ternyata penuh perhatian mendengarkannya saat bercerita? Mungkin teman pria tersebut adalah rekan sekantor, satu komunitas, atau mungkin hanya sekedar berteman di media sosial.
Gadget mampu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat adalah fakta sebab tidak jarang alasan seseorang berselingkuh adalah karena merasa pasangan yang terlalu terpesona dengan gadget sendiri sehingga mengabaikan dirinya. Kebutuhan untuk didengarkan pada wanita jauh lebih tinggi daripada pria. Ibarat pria yang merasa butuh dihormati istri demikianlah istri sangat butuh untuk didengarkan suami. Sebab wanita mendefinisikan didengarkan sebagai sebuah bukti dirinya masih dicintai dan diperhatikan. Tidak didengarkan membuatnya merasa tidak disayangi lagi.
Terpedaya oleh gadget memang membuat komunikasi suami-istri menjadi sangat jarang bahkan bisa hilang sama sekali. Bila sedang bersama istri sedapat mungkin suami mengutamakan relasi berdua di atas urusan lain. Sebab handphone tidak akan pernah berhenti memberikan notifikasi dan tiada henti menawarkan game-game menarik. Bila terus dilayani tidak akan ada habis-habisnya.
Alih-alih berakrab ria dengan gadget, lebih bermanfaat menjauhkannya, menentukan jam bebas gadget saat bersama keluarga, kemudian membangun komunikasi akrab dengan pasangan. Kelak hubungan lebih kokoh dan tiada penyesalan di kemudian hari.
Salam,
Rahayu Damanik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H