Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[100 Puisi] Prajurit yang Bertani itu Bapakku

18 Februari 2016   07:58 Diperbarui: 18 Februari 2016   08:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Kekeringan Menyengsarakan Petani (suaradesa.timesindonesia.co.id)"][/caption]Katamu dulu, aku adalah si anak kol

Seragam tentaramu untuk pengabdian

Bertani untuk membiayai sekolahku

Doakan agar turun hujan!

Kelak panen, kita beli tas barumu

Begitu pintamu

 

Sungguh Pak aku sudah berdoa dengan tekun

Namun, dari raut wajahmu kutahu

Hujan tidak turun di ladangmu

Oh Tuhan, kenapa tidak Kau kabulkan doa anak petani ini?

Buatlah kol itu tumbuh subur

 

Katamu hari panen tiba,

Seharusnya engkau bahagia

Namun mengapa wajahmu bermuram durja?

Ceritakan pada anak perempuanmu tentang sepotong derita

 

Engkau menarik nafas,

Harga kol murah

Biaya memanen lebih mahal

Biarkan saja kol menjadi pupuk hijau di ladang

 

Tas baruku?

Tunggulah ‘kan Bapak tanami kembali ladang

Doakan turun hujan

Pintakan harga kol yang mahal

Doa anak kecil didengar Tuhan

 

Kamu ini anak kol

Ingatlah selalu itu

Maka Engkau tidak akan tergoda ‘tuk angkuh

 

Kamu ini anak petani

Ingatlah selalu itu

Maka Engkau akan peduli pada kaum nestapa

 

Kamu ini ‘orang kecil’

Tetapi harus bermimpi besar

Jadilah anakku seorang pembela rakyat jelata

Doa si fakir sungguh mujarab

Jangan menjadi penjilat penguasa gelap mata

Kelak Engkau pun ditumbalkannya

 

 

Puisi ini saya persembahkan khusus untuk Bapak saya H. Damanik (alm) yang adalah seorang prajurit dan petani

 

Salam,

Rahayu Damanik

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun