Kita tidak heran bila ada anak muda mudah terbawa arus pergaulan yang buruk. Bahkan tidak jarang anak muda memiliki geng untuk melakukan aksi tawuran, kekerasan antar pelajar, atau premanisme. Kegiatan gerombolan anak muda tersebut tidak jauh dari nongkrong-nongkrong sambil tertawa terbahak-bahak sampai larut malam bahkan tidak jelas apa yang mereka tertawakan. Menakjubkan bila ada anak bangsa yang bukannya terpengaruh efek negatif pergaulan tetapi malah mempengaruhi teman-temannya untuk membentuk kelompok yang berkontribusi bagi kemajuan masyarakat sekitarnya.
[caption caption="Pembibitan dan Penanaman Pohon Gaharu (Maikel memakai baju hitam celana biru)"][/caption]Dialah Maikel Kondologit (Maikel) merupakan Mahasiswa Universitas Negeri Papua Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan. Maikel yang lahir pada tanggal 3 November 1988 (27 tahun) merupakan anak muda asal Manokwari Papua yang memiliki visi sangat mulia bagi masyarakat lingkungan dimana dia dilahirkan dan dibesarkan. Maikel ingin mendorong kemajuan masyarakat Papua agar mampu menjadi tuan di tanah kelahiran sendiri. Artinya masyarakat Papua harus mampu memahami dan mengenali portensi alamnya sehingga bisa menikmati kekayaan alam. Maikel percaya kalau inilah saatnya Papua bangkit dan mengejar ketertinggalan. Â
[caption caption="Maikel dan Relawan Lain Membersihkan Tumpukan Sampah"]
[caption caption="Tumpukan Sampah menjadi Bersih dan Got bisa Berfungsi Kembali"]
[caption caption="Berbagi Inspirasi Melalui RRI"]
Hargailah hutan sebagai harta yang bernilai karena bisa memberikan penghasilan. Mendengar penuturan Maikel tentang betapa berharganya hutan mengingatkan pada anak saya Christo. Beberapa kali Christo diberikan uang seratus ribu rupiah oleh para kerabat dalam suatu acara keluarga. Christo yang berusia empat tahun belum mengerti betapa berharga lembaran berwarna merah di tangannya. Saya pun mengatakan ke Christo kalau saya hendak menukarkan uang yang dia miliki dengan lembaran uang yang ada gamabr pedangnya. Christo sangat tertarik dan antusias menukarkan uang seratus ribunya dengan uang seribu rupiah bergambar Pahlawan Patimura yang sedang memegang pedang. Mungkin kira-kira demikian hal yang ingin disadarkan Maikel kepada masyarakat Papua agar jangan mudah menjual lahan kepada para investor hanya demi kepuasan sementara.
[caption caption="Aktif Mengembangkan Desa Binaan"]
Kegiatan yang Maikel dan kawan-kawan lakukan diantaranya:
1. Mendidik masyarakat akan pentingnya memanfaatkan lahan hutan untuk penanaman pohon gaharu dan berbagai jenis sayuran lain di tengah-tengah lahan hutan yang kosong. Aktivitas ini bukan hanya menghijaukan hutan namun juga memberikan pendapatan bagi masyarakat. Maikel bukan hanya sekedar mendidik masyarakat namun juga berperan aktif di dalam penanaman pohon gaharu bersama masyarakat.
2. Maikel mendidik masyarakat akan pentingnya penanaman pohon mangrove. Oleh karena itu, Maikel dan masyarakat bersama-sama menanam pohon Mangrove di tepi Pantai Wosi dan Pulau Lemon. Maikel menyadarkan masyarakat kalau Mangrove bukan hanya sekedar untuk menahan abrasi pantai tetapi akar pohon ini bisa memberi zat makanan bagi ikan yang hidup di sekitarnya. Artinya, nelayan Manokwari diuntungkan karena ikan-ikan semakin banyak. Selain itu Maikel menyadarkan masyarakat kalau daun yang muda bisa dikonsumsi karena mengandung protein yang tinggi, batang pohon bisa dibuat arang, atau bahan bangunan.
3. Mengajak masyarakat Manokwari untuk menjaga kebersihan lingkungan. Sampah selain bisa merusak pemandangan namun juga bisa merusak laut, akibatnya ikan jauh ke tengah lautan dan nelayan sulit mendapat ikan. Sebagai bukti keseriusannya memajukan masyarakat Papua khususnya yang berada di Manokwari, Maikel menggagas gerakan bersihkan Manokawari dari sampah. Hal ini dia kerjakan untuk memberikan teladan bagi masyarakat Manokwari pentingnya menjaga kebersihan demi kesehatan masyarakat, keindahan, dan kebersihan laut. Maikel dan teman-teman memberikan penyuluhan pentingnya kebersihan kemudian dilanjutkan gerakan bersih-bersih lingkungan rutin seminggu sekali dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore. Aksi Bersih dilanjutkan dengan menanam bunga dan pohon pelindung di lokasi yang tadinya merupakan tempat tertimbunnya sampah. Alhasil lokasi yang tadinya kotor dan bau menjadi bersih dan segar karena ditanami pohon dan bunga yang indah.