Mohon tunggu...
Rahayu Setiawan
Rahayu Setiawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

membaca dan mengamati. ya jika ada waktu menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi: Membuka Aktor Politik Kerusuhan 4 November?

8 November 2016   11:35 Diperbarui: 8 November 2016   11:45 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan Presiden Jokowi atas aktor dibalik kerusuhan demonstrasi 4 November kini ditunggu publik. Terka menerka siapa dalangnya memakan perhatian. Satu persatu pihak yang ikut dalam agenda tersebut, memberikan pembelaan. Beranikah Jokowi membukanya ?  

Tebar Data Intelijen

Kontroversi siapa aktor politik dibalik aksi demonstrasi 4 November sebenarnya sudah dimulai sebelum aksi ini berjalan. Jika dicermati pernyataan ini justru dimunculkan bukan oleh Presiden Jokowi. Namun, sebaliknya dimunculkan SBY, meski tidak menyebutkan secara terbuka, di Cikeas SBY yang menyatakan adanya tudingan unjuk rasa tersebut terdapat orang besar, sebuah kalangan, dan partai politik  dibaliknya. Hal ini bersumber dari data intelijen yang didapatnya.

Tindakan mantan Presiden SBY menyebarkan data intelijen yang didapatnya sebenarnya cukup menggelitik. Bagaimana tidak, data intelijen yang diungkap SBY sebenarnya adalah rahasia negara. Apalagi, rahasia negara yang yang disampaikan bukanlah di masa pemerintahan SBY justru informasi tersebut diperuntukkan Presiden Jokowi. Jika saja benar yang disampaikan berasal dari data intelijen.

Jika merunut rekam jejak, mantan Presiden SBY kerap kalai menyampaikan data intelijen. Sebut saja ketika terjadi tragedi Bom Kuningan, paska pemilihan umum 2009. SBY mengumbar data, dengan mununjukkan foto dan vidio dirinya menjadi sasaran tembak teroris, bahkan lebih lanjut SBY menyatakan terdapat keinginan sejumlah pihak yang akan menduduki KPU jika dirinya dinyatakan menang, dan pihak tersebut menginginkan agar SBY tidak terpilih kembali.

Tidak berhenti sampai disana. Kebiasaan menyampaikan data intelijen juga dilanjutkan sebelum Hari Anti Korupsi Desember 2009. Aksi itu disinyalir akan ditunggangi aktor politik. Pernyataan tersebut disampaikan SBY di hadapan kader Partai Demokrat pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-3 Partai Demokrat di Jakarta Convention Center.

Dalam pidatonya SBY menyampaikan,  Saya di tengah malam berdzikir, berdoa, bersama istri dan keluarga, mencari tahu ada apa dengan semua fitnah dan pembunuhan karakter seperti ini. Akal sehat saya mengatakan bahwa perilaku politik seperti ini paling tidak untuk jangka pendek ingin mendiskreditkan, ingin menggoyang dan kalau bisa menjatuhkan SBY dan pemerintahan.

Bahkan, SBY lebih lanjut menyampaikan juga menemukan ada pihak tertentu yang dalam jangka menengah dan panjang ingin menghalangi sepak terjang Partai Demokrat pada Pemilihan Umum 2014. Ada pihak tertentu yang ingin menghancurkan reputasi dan nama baik Partai Demokrat di muka rakyat agar pada Pemilu 2014 Partai Demokrat dilupakan dan akhirnya menderita kekalahan total.

Sang Ahli Error Lupa Diri

Mantan Presiden SBY dalam pidato di Cikeas sebelum aksi 4 November memberikan pelajaran intelijen kepada pemerintahan Jokowi dan turut serta memberikan gambaran-citra kepada rakyat Indonesia bahwa mantan Presiden SBY adalah sosok yang teliti dalam menyimpulkan data intelijen.

Menurutnya, intelijen harus akurat, jangan berkembang menjadi intelijen yang ngawur dan main tuduh. Kemudian disampaikan intelijen dulu juga tidak mudah melaporkan kepada saya sesuatu yang tidak akurat. Dulu saya tidak pernah dengan mudah menuduh ada orang-orang besar mendanai aksi-aksi unjuk rasa, ada orang besar menggerakkan unjuk rasa. Kalau dikaitkan situasi sekarang kalau ada informasi atau analisis intelijen seperti itu, saya kira berbahaya. Menuduh seseorang, menuduh sebuah kalangan, menuduh sebuah parpol, melakukan seperti itu, itu fitnah, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.

Dari pernyataan tersebut, kiranya sejarah mencatat rekam jejak pemerintahan mantan SBY dari dua peristiwa yang disampaikan di atas terkait Bom Kuningan dan Demonstrasi 9 Desember memperingati hari Anti Korupsi. Rakyat disodorkan foto SBY yang didapat dari foto 5 tahun sebelumnya. Dan informasi penggulingan dirinya di tanggal 9 Desember ternyata hanyalah khayalan. Toh, SBY secara mulus bertahan. Adapun informasi partainya akan digembosi, juga bukan disebabkan oleh aktor politik. Namun, sebaliknya tergerus oleh prilaku koruptif sebagian elit internal Partai Demokrat sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun