Rakyat mencatat, dan sejarah membuktikan sebagian elit Partai Demokrat terlibat korupsi. Dari Ketua Umum Anas Urbaningrum hingga Nazarudin sang bendahara partai. Â Monumen kegagalan Hambalang yang berjarak dekat dengan Cikeas, rupanya belum cukup menjadi obat pengingat bahwa korupsilah yang menggerogoti penurunan suara Partai Demokrat. Dan korupsilah momok mematikan kemunduran bangsa ini.
Presiden Jokowi, Terus Bekerja !
Sebagian elit politik kini berlomba-lomba menuntut Presiden Jokowi untuk membuka siapa aktor politik dibalik kerusuhan aksi 4 November. Sebut saja misalnya Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Bahkan anak mantan Presiden SBY , Edhie Baskoro Yudhoyono yang sering dipanggil Ibas, Â turut meminta klarifikasi. Mungkin, Ibas sudah lupa akan sejarah rekam jejak pemerintah Presiden SBY. Â Dirinya tidak pernah meminta klarifikasi Presiden SBY saat menyampaikan hal serupa.
Bahkan ada elit politik yang menuding aktor dibalik kerusuhan aksi 4 November adalah Presiden Jokowi sendiri karena ketidak mampuannya dalam menciptakan stabilitas nasional. Seperti yand disampaikan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief  Poyuono.  Jadi aktor politik untuk menyebabkan unjuk rasa menjadi kisruh dan rusuh saya rasa sih tidak ada ya itu cuma bisa-bisanya presiden untuk menutupi ketidakmampuannya dalam menciptakan stabilitas nasional.
Presiden Jokowi mengerti betul kedudukannya sebagai pemimpin republik. Sebagai bangsa besar pemimpin Republik Indonesia, tidak boleh cengeng, takut, apalagi mengumbar penderitaan dirinya ke rakyat. Menjadi target pembunuhan sudah konsekuensi dari pejabat publik. Apalagi Presiden Republik Indonesia. Dirinya juga tidak perlu mengumbar rahasia negara.
Data intelejen bersifat rahasia negara. Membocorkan tentu saja mendapat sanksi hukum. Hal ini diatur dalam UU no. 17 Tahun 2011. Adapun hasil kerja intelijen- BIN baru dapat diketahui umum pada saat para penegak hukum telah mengungkapkannya (pada umumnya di media). Dari hal ini, Jokowi tahu betul. Dan sekarang rakyat menonton episode, satu demi persatu aktor mulai dibuka.
Kepolisian menangkap satu persatu aktor kerusuhan. Foto pemuda memegang pentungan ke arah polisi saat demonstrasi ditampilkan paska aksi. Setelah aksi kita juga dipertontonkan sang pemuda dengan pakaian serupa memegang bendera organisasi mahasiswa, yang tentunya foto ini sebelum aksi. Dan tentu saja didapatkan oleh intelijen yang tidak error seperti dugaan SBY.
Presiden Jokowi adalah kepala negara dari 200 juta lebih penduduk Republik Indonesia. Beragam agama, suku, bahasa, dan budaya. Republik Indonesia adalah negara besar, ribuan pulau terpapar dari Sabang hingga Marauke. Semuanya memerlukan perhatian.
Nafas kekuasaan yang semakin besar dan pemikiran picik kiranya perlu dikikis habis, seperti budaya dan prilaku koruptif, dan pungli yang sudah merajalela. Lihat saja, proyek Hambalang yang gagal total. Belum lagi 34 proyek kelistrikan yang mangkrak dan 12 diantaranya ternyata gagal total. Ditambah proyek infrastruktur yang jalan ditempat. Â Kami butuh kegesitan, kelincahan, dan ketegasan Presiden Jokowi untuk membangunnya. Cukup sudah gerak lamban, atau kita mau tertinggal itu pilihannya.
Salam Kuda…..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H