Sedangkan agar keempat subsistem agribisnis tersebut dapat berjalan dengan selaras dibutuhkan perencanaan, pengorganisasian,pengarahan dan pengimplementasian dan fungsi pengawasan dan pengendalain dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan yang maksimal atau sering disebut dengan manajemen agribisnis.
Berdasarkan hal tersebut, mencermati pemberitaan media di mana terdapat keluhan dari pengusaha, yakni Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Feedloter Indonesia (Apfindo), Joni Liano, bahwa kapal ternak membuat ongkos distribusi sapi lokal menjadi lebih efisien. Namun, keberadaan kapal ternak ini bakal mubazir karena populasi sapi lokal masih belum memadai. Tentulah tidak tepat. Sebab hanya memandang satu subsistem tanpa memandang subsistem lain secara keseluruhan.
Sementara itu, terkait dengan dua kali kapal ternak melaju dengan keadaan kosong menandakan belum selarasnya manajemen internal antar lintas sektor kementerian dan pemerintah daerah. Terbukti dalam beberapa media dilansir, Kementerian Perhubungan menyalahkan belum siapnya Kementerian Pertanian dan Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta menilai belum ada kerja sama antara pihaknya dan Kementerian Pertanian soal pengangkutan sapi dari Nusa Tenggara Timur menggunakan kapal ternak. Meskipun Kementerian Pertanian dalam beberapa pemberitaan menyatakan telah mengajak seluruh stakeholders untuk bersama membantu pengadaan daging sapi. Dalam praktiknya, entah siapa yang benar?
Mimpi Swasembada Daging
Dalam kenyataannya keinginan berswasembada daging sapi sudah dimulai sejak 1999. Bahkan, selama era reformasi keinginan tersebut terkesan hanya menjadi pepesan kosong! Tercatat program swasembada daging sapi telah dirancang tiga kali, yaitu pada tahun 2005, 2010, dan 2011. Serta dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014 disebutkan ada empat target utama yang akan dicapai maupun dipertahankan, salah satu di antaranya adalah Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan (Kementan, 2010). Swasembada daging sapi termasuk dalam target yang ingin dicapai pada tahun 2014.
Kini pemerintahan Jokowi kembali menargetkan Swasembada daging sapi di tahun 2019. Apakah akan tercapai, kiranya boleh saja berharap dan berkeinginan, toh tidak ada yang melarang. Namun, jika memperhatikan dinamika politik saat ini di mana antarinstansi pemerintah saling melempar tanggung jawab dan belum sinerginya antara pemerintah pusat dan daerah kiranya sulit tercapai.
Meskipun demikian pemerintahan Jokowi patut juga mendapatkan point positif. Setidaknya elemen terpenting dari pencapaian swasembada daging sapi adalah adanya kemauan politik yang kuat dari pemerintahan. Kapal ternak kini sudah melaju, meskipun perlahan dan tersendat, “LAYAR TELAH DIKIBARKAN PANTANG SURUT KAPAL KEMBALI” terus melaju dan mulai berbenah untuk mencapai swasembada daging sapi yang telah diidamkan.
Salam.
sumber foto:
http://www.aktual.com/pemerintah-harus-cari-solusi-atasi-kelangkaan-daging/