Air mengalir sampai ja…uh.
Akhirnya ke laut…
Petikan lagu bengawan solo itu kayaknya mewakili cara-cara orang yang jago dalam bidang tulis menulis. Bagaimana tidak, banyak dari mereka yang menggeluti bidang merangkai kata itu berpendapat bahwa mereka tuh mengalir saja sewaktu menulis. Cuma meletakkan jari jemari di atas tuts-tuts keyboard dan… jadilah sebuah tulisan yang panjang….
Aku tuh paling takjub sama orang-orang yang seperti itu, bisa menulis artikel yang panjang lebar atau bahkan bisa menulis buku atau novel sampai berjilid-jilid. Wuih….. ga kebayang seperti apa aneka huruf dan kata-kata serta kalimat yang bergelayut di dalam benak mereka. Pastinya bisa tak terhitung.
Dunia tulis menulis memang bukan dunia yang asing sebenarnya bagi siapapun juga karena semenjak kita masuk sekolah dan mulai belajar untuk membaca dan menulis sepertinya itulah awal terbukanya pintu tulis menulis. Kita bisa menuliskan hal apapun juga. Pasti ingat, dulu kala duduk di sekolah dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pasti ada sub materi untuk mengarang.
Nah dari situlah seseorang sudah bisa mulai dalam dunia tersebut. ngarang cerita yang simple dan sederhana. Dulu tuh yang sering menjadi topic ataupun judul dalam mengarang adalah berlibur ke rumah nenek. Kalau dalam pelajaran bahasa Inggris juga demikian, ada sub materi untuk membuat cerita dan umumnya topic atau judul yang diambil adalah my family.
Itu sih udah lama mungkin bagi yang lahir tahun 70 an, tapi hal seperti itu berbekas juga sampai sekarang. Barangkali ada yang masih ingat repornya waktu dulu mengarang cerita berlibur ke rumah nenek padahal ia tinggal bersama nenek, mau nulis apa. Wal hasil kelimpungan minta bantuan kakak. Atau ada juga yang ingat bikin cerita berlibur ke rumah nenek terus ga mau pulang saking enaknya tinggal di desa bersama nenek, tiap hari bisa menghirup udara sejuk.
Selain itu, kata yang jago bergelut dengan kata-kata, just do it itu lah prinsip yang mereka gunakan. Ga neko-neko mesti bikin draft segala. Repot. Tarik nafas dalam-dalam, rileks santai, duduk tegak sambil tetap santai, jari-jemari di rapatkan lalu mulailah menghentakkan satu persatu jari ke atas tuts keyboard. Tulislah apa yang ingin dituliskan. Dalam waktu beberapa menit ke depan pasti anda akan kaget sendiri, ternyata kita semua bisa menulis.
He he he…. Memang sih untuk menjadi seorang penulis yang benar-benar handal kita mesti sering—sering membaca baik bacaan yang kita sukai ataupun tidak. Itu salah satu yang disarankan oleh Anand Krishna, seorang tokoh spiritual yang telah menuntaskan tulisannya sebanyak 140 an judul buku.Beliau juga memberikan tips agar selalu membawa buku catatan kecil beserta pena ataupun alat tulis lainnya, sehingga bila ada kejadian yang tidak biasa alias aneh, kita bisa langsung menuliskannya. Menuliskannya saja.
Menurut Beliau dengan demikian kita terbiasa untuk menganalisa, karena otak kiri yang berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Bagian otak ini merupakan pengendali intelligence quotient (IQ). ikut terstimulsi mana kala kita menulis dengan alat tulis.
Selain Bapak Anand Krishna yang bikin aku kagum, beberapa teman juga demikian. Sebut saja Su rahman yang bisa berpanjang lebar membuat artikel. Â Ia juga pernah berkata bahwa kalau menulis ya mengalir saja, pasrah padaNya biarlah Dia yang menulis melalui kita. Kita hanya menjadi alatNya saja.
Seorang kawan yang lain antara lain; madi sang blogger Indonesia yang menggawangi jejak blogger Indonesia. Silakan lihat karyanya di beberapa blognya.
Masih banyak sih yang lainnya, kalau teman-teman ga sependapat dengan yang aku sebutkan tadi ya monggo…. Ga pa2
Intinya sih tetaplah menulis sebelum menulis itu dilarang.
Keep on writing…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H