"The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong."
-Mahatma Gandhi
Setiap manusia memiliki pengalaman disakiti atau mendapat perlakuan tidak adil oleh orang lain, bahkan oleh orang yang mereka sayang, seperti diselingkuhi pasangan, dikhianati teman, dan lainnya.Â
Pengalaman-pengalaman tersebut akhirnya memunculkan emosi negatif seperti marah, kesal, benci, dendam, dan kecewa. Namun banyak juga dari mereka, ketika emosi-emosi tersebut muncul, mereka segera menyadari dan berusaha untuk meredam emosi dalam dirinya. Nah, bagaimana cara kita untuk meredam emosi? Salah satunya adalah dengan memaafkan. Apa sih memaafkan itu?
Menurut Thompson dkk (dalam Lopez dan Snyder, 2003) memaafkan berarti membuang emosi negatif terhadap seseorang yang menyakiti kita. Sedangkan menurut Philpot (dalam Anderson, 2006), memaafkan itu sebagai proses atau hasil dari proses yang melibatkan perubahan emosi dan sikap terhadap seseorang yang menyakiti.Â
Berbeda dengan Hargrave dan Sells (dalam Lopez & Snyder, 2002) yang menyatakan bahwa memaafkan merupakan upaya memulihkan cinta dan kepercayaan hubungan, sehingga seseorang yang tersakiti dan menyakiti dapat mengakhiri konflik yang terjadi.
Lalu apa manfaat dari memaafkan? Banyak! Khususnya bagi kesejahteraan psikologismu loh. Penelitian yang dilakukan Denmark dan Team (2006) menemukan bahwa memaafkan dapat meningkatkan kesehatan fisik, memperbaiki sense of power dan penyembuhan psikologis. Penelitian dari Bono dkk (2008) juga menemukan bahwa ketika seseorang memaafkan, maka ia akan memperoleh kesejahteraan psikologis dan meningkatkan kesehatan mentalnya.
Bagaimana sih cara kita memaafkan orang lain yang menyakiti hati kita? Pertama, kamu bisa memulainya dengan memaafkan diri sendiri, bila perlu lakukan self-evaluation. "Apakah benar selama ini hanya aku yang merasa tersakiti?", "Apakah sudah benar perlakuanku ke mereka?".Â
Kamu juga bisa loh membaca referensi jurnal dan buku terkait memaafkan & kesejahteraan psikologis di atas.Â