Mohon tunggu...
Rahayu Dwi Yulianti
Rahayu Dwi Yulianti Mohon Tunggu... Administrasi - Perempuan

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mempin dengan Perasaan dan Pikiran Positif

19 Juli 2021   17:43 Diperbarui: 19 Juli 2021   17:45 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pemimpin yang efektif harus selalu berpikir positif dan melihat perubahan dengan terbuka. Ketika soerang pemimpin dapat menerima perubahan dengan mengubah pola pikir (asumsi) yang ada sebelumnya menjadi lebih baik harus didasarkan juga dengan perasaaan terhadap sesama manusia.

Di masa pandemi saat ini mungkin terdapat beberapa pemimpin yang kaget dengan banyaknya perubahan yang terjadi baik kondisi ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga para pemimpin pada masa harus berpikir keras untuk menghadi perubahan yang dengan beberapa merubah pikiran (pandangan) mereka. Oleh karena itu di masa saat ini banyak pemimpin yang merubah pola pikir mereka dengan membuat beberapa perturan baru agar negara ataupun organisasinya bisa tetap bertahan. Namun peraturan yang dibuat juga harus menggunakan perasaan dengan melihat keadaan dan kondisi orang lain.

Pada saat ini di Indonesia telah terjadi pelonjakan kasus Covid-19 terutama varian delta. Karena adanya lonjakan kasus covid tersebut para pemimpin daerah harus membuat peraturan masing-masing seperti adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegaitan Masyarakat (PPKM) tentu peraturan tersebut sudah dipikirkan oleh pemimpin daerah secara cermat dan tentunya ketika diterapka akan memberikan perubahan yang lebih baik terutama untuk kondisi kesehatan di Indonesia. Tetapi banyak pemimpin yang tidak menggunakan perasaan mereka ketika memimpin, seperti dalam penetapan peraturan PPKM pemimpin daerah bahkan pusat tidak menggunakan perasaan mereka dalam mengkampanyekan peraturan tersebut. Misalnya saja dengan adanya peraturan PPKM banyak masyarakat kecil terutama para pedagang kaki lima mereka harus menutup dagangannya dan juga jumlah pendapatan yang diterima menurun, sehingga mereka untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari. Kesulitan yang di rasakan masyarakat tentunya karena pemimpin menerapkan peraturan tanpa memperhatikan perasaan. Terutama banyak kasus dimana para anggota aparat yang melakukan penertiban tanpa menggunakan perasaan mereka yaitu dengan menarik paksa dagangan dari pedagang kaki lima, kemudian denda yang bahkan pendapatan mereka pun kurang dari jumlah denda yang ditetapkan. Tentu hal ini sangat menyulitkan bagi masyarakat terutama masyarakat kecil seperti dalam IDN Times Jabar https://jabar.idntimes.com/news/jabar/yogi-pasha/ppkm-darurat-tangis-oded-m-danial-melihat-penderitaan-warga-bandung/2. Karena seharusnya ketika pemimpin menetapkan aturan agar bisa menjadi lebih baik harus menggunakan perasaan mereka juga seperti, memberikan bantuan ekonomi untuk masyarakat yang tidak dapat mencari nafkah karena harus tutup terutama mereka yang pendapatnnya sangat rendah. Oleh karena itu sebaiknya pada kasus ini pemimpin dapat memberikan solusi dari peraturan tersebut dengan adanya bantuan ekonomi untuk masyarakat agar tidak menimbulkan masalah baru.

Pemimpin yang baik adalah mereka yang dapat menggunakan pikiran positif dalam membuat suatu perubahan dengan memperhatikan perasaan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun