Mohon tunggu...
Rahayu Dwi Yulianti
Rahayu Dwi Yulianti Mohon Tunggu... Administrasi - Perempuan

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gaya Kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan (Presiden Turki)

10 Juli 2021   10:18 Diperbarui: 22 Agustus 2021   19:56 4323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://idsb.tmgrup.com.tr/ly/uploads/images/2021/03/06/thumbs/800x531/98136.jpg

Recep Tayyip Erdogan adalah seorang pemimpin di negara Turki, ia menjabat sebagai seorang Presiden sejak tahun 2014 hingga saat ini 2021 atau bisa dikatakan bahwa ia telah menjabat selama 17 tahun. Erdogan merupakan Presiden Turki yang ke 12, namun ia menjadi seorang presiden pertama dengan sistem pemilihan secara demokrasi (pemilu) karena sebelumnya pemilihan presiden dilakukan melalui kursi parlemen dalam pemerintahan.

Erdogan merupakan sosok pemimpin yang tegas dan berani terutama dalam hal islamiyah. Dimana ia sangat berani dalam mengambil sebuah keputusan yang menurutnya hal tersebut adalah benar walaupun mungkin adaanya kontra atau penentangan dari berbagai pihak.  Salah satu keputusan yang sangat berani diambil Presiden Erdogan yaitu melakukan boikot pada produk Perancis karena adanya tindakan pelecehan agama islam yaitu berupa karikatur dalam bentu Nabi Muhammad. Presiden Erdogan menyatakan kepada seluruh masyarakat Turki untuk tidak menggunakan, membeli, serta mendukung berbagai produk yang berasal dari Perancis. Tentunya sikap tegas tersebut membuat beberapa umat muslim didunia kagum dengan sosok Presiden Erdogan.

Selain berani Erdogan juga merupakan seorang pemimpin yang Transformational, dalam buku The Leadership Experience yang ditulis oleh Richard L. Daft (2018, 362) menyatakan bahwa :

Transformational leadership dicirikan oleh kemampuan untuk membawa perubahan yang signifikan baik dalam pengikut maupun organisasi.

Bahkan sebelum menjadi seorang Presiden Turki, Presiden Erdogan telah membuat perubahan pada turki yaitu dengan membebaskan masyarakatnya untuk menggunakan pakaian berhijab dalam berbagai sektor pekerjaan, selain itu adanya larangan peredaran minuman keras di Turki, dan ia juga mendukung kemerdekaan Palestina di Israel. Banyak masyarakat turki yang kagum dengan sosok Presiden Erdogan karena mereka berasa bahwa keputusan yang dibuat Presiden Erdogan adalah keputusan yang membawa kedamaian untuk negara.

Adapun gaya kepimpinan yang diterapkan Erdogan sebagai seorang Presiden yaitu,

Memiliki gaya kepemimpinan transforming yang berarti  memiliki visi yang jelas, kemudian tindakan yang kreatif dan selalu melakukan komunikasi. Jadi Presiden Erdogan ini memiliki visi yang jelas untuk negara Turki dan membuat suatu perencaan yang matang dengan melakukan suatu tindakan yang kreatif untuk memajukan negaranya serta selalu melakukan komunikasi dengan berbagai divisi yang ada dalam pemerintahan. Gaya kepemimpinan Presiden Erdogan yang transforming dapat dibuktikan dengan adanya bandara terbesar di Eropa yaitu International Airport Istanbul yang terletak di Istanbul, Turki. Transformational leadership ini penting seperti dalam buku

Memiliki gaya kepemimpinan  situasional, dimana Presiden Erdogan selalu melakukan evaluasi mengenai pekerjaan dan gaya kepemimpinan sehingga jika gaya kepemimpinannya tidak benar maka ia tidak takut untuk mengubah gaya kepemimpinanya menjadi yang lebih benar sesuai dengan kondisi dan situasi yang sedang dihadapi. Karena memang situasi dunia selalu berubah maka Presiden Erdogan tidak hanya berpaku pada satu gaya kepemimpinan saja tetapi lebih menjadi presiden yang situasional.

Memiliki gaya kepemimpinan yang suportif yaitu presiden Erdogan merupakan sosok pemimpin yang humble. Ia tidak malu untuk bertemu seluruh rakyatnya, bahkan ia pernah melakukan buka bersama dengan rakyat miskin di Turki. Banyak masyarakat Turki yang senang dengan Presiden Erdogan karena selain tegas ia juga ramah. Dimana ketika rakyatnya mengundang Presiden Erdogan untuk datang dalam suatu acara, ia dengan senang hati akan datang ke acara tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun