Mohon tunggu...
Rahayu Ajeng
Rahayu Ajeng Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Indonesia

Mahasiswi Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkat Pengetahuan Bahasa dan Sastra di Kalangan Masyarakat

8 April 2021   14:40 Diperbarui: 8 April 2021   14:40 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa tahun belakangan ini bahasa dan sastra sempat menjadi perbincangan yang dianggap sebagai salah satu pembelajaran yang belum meluas. Banyak masyarakat yang tidak menyadari tentang pentingnya bahasa dan sastra untuk kehidupan, bahkan di Indonesia sendiri tingkat membaca bisa dibilang cukup rendah. Mereka lebih banyak menyerap bacaan melalui media massa dengan gadget, sehingga mereka lupa bahwasanya dalam sebuah buku terdapat bacaan yang bisa membuka pola pikir lebih luas.

Munculnya berbagai kesan dari masyarakat yang menganggap bahwasanya sastra tidak terikat dengan kehidupan masyarakat menjadikan banyak peran sastrawan semakin diabaikan begitu saja. Dari munculnya berbagai buku dengan bahasa yang sudah disunting dan berbagai toko buku yang muncul diharapkan mampu menjadi tempat masyarakat belajar, namun ternyata cukup memberikan kesan yang tidak tepat. Harapan yang seharusnya berjalan sesuai rencana, tetapi berjalan sebaliknya dari ekspetasi sastrawan. 

Terlepas dari bahasa, sastra dipandang sebagai sebuah ilmu yang cukup rumit, karena nyatanya untuk memahami sebuah karya sastra atau sastra lainnya tentu membutuhkan pemikiran yang mendalam sehingga membuat masyarakat tidak sanggup untuk mempelajari hal tersebut. Tetapi di lain sisi, dengan kebutuhan untuk berpikir mendalam, secara tidak langsung membuka pola pikir masyarakat dan mengasah pikiran agar sampai pada pembahasan yang dituju, salah satunya yaitu mampu berpikir secara kritis.

Jika melihat penggunaan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat untuk saat ini, bisa dikatakan kurang penerapan terhadap ilmu pengetahuan seputar bahasa Indonesia. Karena kebanyakan dari kalangan masyarakat yang telah mempelajari penggunaan bahasa Indonesia semasa sekolah, tidak diterapkan setelah lulus. Jika diibaratkan masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Jadi mereka hanya sekedar tahu tanpa menerapkan hal tersebut dalam kehidupan sehari hari, sehingga membuat penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar mengalami penurunan. 

Sumber : Sastra dan Masyarakat Indonesia Kini

Fuadi,Deti Syamrotul (2005).Ringkasan dan Bank soal Bahasa Indonesia.Bandung:Yrama widya.

http://kasisnawati-hp.blogspot.com/2012/04/makalah-sastra-indonesia-untuk-sma.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun