Mohon tunggu...
Rahayu Juwarini
Rahayu Juwarini Mohon Tunggu... Guru - Guru aktif di MTSN 1 Kediri

Lahir 23 Juni 1972 tamat S1 tahun 1995 sekarang mnempuh S2 Di IAIN Kediri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Plus Minus Ujian Sekolah Secara Daring

2 Juni 2022   12:45 Diperbarui: 2 Juni 2022   12:49 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: mtsnmagetan.sch.id

Kegiatan ujian semester dan ujian kenaikan kelas di sekolah atau madrasah ditandai dengan dilaksanakannya Penilaian Akhir Tahun (PAT). Kegiatan PAT inilah yang akan dijadikan salah satu unsur penentu naik atau tidaknya peserta didik ke kelas berikutnya.  Selain nilai PAT kenaikan kelas/tingkat juga ditentukan dengan nilai ulangan  harian dan tugas, ketrampilan serta nilai sikap.

Sebelum pandemi Covid 19 melanda Indonesia, pelaksanaan ujian sekolah mayoritas masih berbasis kertas (paper base). Kelebihan ujian berbasis kertas bagi peserta didik antara lain: mereka lebih bisa mengontrol ketenangan psikologinya ketika mengerjakan soal ujian. Tidak harus menyediakan perangkat ujian yang bernilai mahal seperti laptop atau HP. Mereka juga tidak akan takut akan habisnya pulsa data , baterai , dan  lambat serta putusnya koneksi  internet. 

Akan tetapi ujian yang berbasis kertas (paper base), juga banyak yang harus dipertimbangkan. Antara lain biaya pelaksanaan ujian menjadi lebih mahal karena harga kertasnya dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan. Panitia pelaksananya  membutuhkan personil yang banyak . Persiapan pelaksanaannya pun harus betul-betul matang. Sehingga pada waktu pelaksanaan ujian semua bisa terlaksana dengan baik dan lancar.

Selain itu tugas koreksi pengajar juga banyak dan butuh waktu, meskipun koreksi bisa dibantu dengan alat scanner. Nilai hasil ujian tetap harus dipindah secara manual pada daftar nilai tiap-tiap peserta didik. 

Pada saat pandemi Covid 19, ujian berbasis kertas sudah banyak ditinggalkan karena kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring. Keadaan ini membawa dampak yang signifikan terhadap kemampuan penguasaan teknologi baik bagi guru maupun peserta didik. Bagi guru, mereka dituntut bisa membuat alat penilaian yang kreatif dan tidak membosankan, sehingga peserta didik tetap termotivasi untuk mendapatkan nilai yang bagus.

Keunggulan lainnya yaitu lebih efektif dan efisien karena semua berbasis IT. Siswa diuntungkan karena bisa mengerjakan ujian dengan lebih fleksibel baik tempat dan waktunya.

Akan tetapi yang terpenting dalam pelaksanaan  ujian  berbasis internet adalah peserta didik wajib memiliki sikap jujur. Karena tidak menutup kemungkinan mereka meminta tolong kepada orang tua, teman atau membuka situs  dalam pengerjaan soal ujian.

Untuk itu pengajar harus menekankan aspek kejujuran ini kepada peserta didik.  Bisa dibayangkan betapa bahayanya ketika mereka dewasa nanti mengenggap ketidakjujuran adalah hal yang biasa.

Maka yang penting sekarang adalah bagaimana menemukan formula kejujuran yang harus dimiliki oleh semua peserta didik dalam belajar, khususnya dalam mengerjakan ujian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun