Mohon tunggu...
Di Timur Fajar
Di Timur Fajar Mohon Tunggu... -

Titip salam dari pemilik lapak ini: Aku andaikan mereka dan mereka andaikan aku. Cobalah berempati: merasakan berada pada posisi mereka, maka akan banyak yang bisa kita mengerti dan pahami tentang mereka, tentang kesalahan mereka. Karena kenyataan tidak pernah salah. Tuhan menghadiahi kita akal, bahwa ada kausalitas dalam setiap persoalan. Maka pandai-pandailah menguraikannya." (Rahayu Winette) Jadilah diri sendiri namun tak ada salahnya Anda(i) coba berempati dalam posisi orang lain. (Di Timur Fajar)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

86). Lulus Murni, Horeee!

19 Desember 2010   12:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:35 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1292765440126391077

[caption id="attachment_78957" align="aligncenter" width="300" caption="Test DNA kejujuran (google gambar)"][/caption]

Di kotaku dan sekitarnya bersamaan lagi musim penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil(CPNS). Banyak calon yang mendaftar, itu artinya animo masyarakat terhadap lapangan kerja formal ini tak pernah surut. Berduyun-duyun mereka memasukkan permohonan tidak hanya di satu daerah, namun mendaftar pula di beberapa lowongan pemda Dati II lain, walau pun taruhannya harus melanglang jauh.  Ini dengan pertimbangan kalau tidak lulus di satu tempat, masih terbuka harapan di tempat lainnya. Seperti di lahan politik,  kesempatan menjadi pegawai tidak pernah kuambil, hanya karena tak  ingin merebut kesempatan langka oleh banyak  peminatnya,  sementara rezeki bagiku sudah merasa baikan di lahan bisnis.  Sepertinya aku tidak ingin menjadi serigala bagi yang lain (homo homini lupus),  selagi penghidupanku sudah cukup  mengaisnya dengan berjualan 'kecil-kecilan' di rumah. Ada yang menarik dari cerita seorang teman ketika menampaki seseorang jungkir balik kegirangan setelah sebelumnya sujud syukur karena lulus dalam pengumuman seleksi CPNS.  Itu membedakannya lulus murni bila berbeda  ekspresi yang dijumpai teman tadi berhadapan dengan seseorang yang emosnya datar saja ketika diberitahukan dia lulus: " O ya, saya lulus?". Begitu saja, dan berlalu. Pertanda ada yang menjamin kelulusannya sehingga tidak perlu sampai riuh rendah menyikapinya. Itu pendapat temanku, lho!  Saya sih cuma mengamininya. Bagiku sudah baguslah kalau ada yang sampai lulus murni di tengah ketidakpercayaan begitu banyak orang terhadap diselewengkannya kesempatan yang fair masuk dalam lapangan kerja birokrat ini. Sehingga tak terelakkan  tudingan adanya suap, kolusi, dan nepotisme bersileweran mencari peluang. Jadi kalau di tahun ini ada yang lulus murni masuk pegawai negeri di kotaku, sudah boleh kita mengacungkan jempol,  dari tadinya ke bawah. By : Rahayu Win NB: Pernah satu masa, bagaimana sulitnya berharap dapatkan peluang menjadi amtenar(pegawai) dengan cara yang benar kalau saja lowongan yang tersedia  cuma untuk belasan orang, yang mau 'main'lebih dari ratusan orang. Kalau begitu untuk yang tidak mampu bermain, kasihan deh lu !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun