satu jadi dua (google gambar)
. . Di pekarangan rumahku tumbuh sebatang pohon jambu yang buahnya lebat kalau lagi musim. Banyak anak tetangga datang minta buahnya. Kupersilahkan saja, asal jangan sampai jatuh lagi manjat, lalu dedaunan yang gugur tolong dipungut. Lagian kami seisi rumah tidak napsu kalau buahnya sudah selebat itu.
. . Lain urusannya kalau buahnya tinggal satu-satu. Ketika itu aku mau
gampangnya, selagi ada dua tiga anak lagi memanjat pohon itu.
. . “Hei anak-anak, jangan lupa dikumpul daun-daunnya! Eh, kasih saya kalau ada. Kalau kalian dapat dua; punya saya tiga, ya??” pintaku, mulai suka dengan jambunya.
. . “Baik, Boss! Haaa, APAAaa !!!??”
. . By : Rahayu Winnet
. . NB: Eh, ini juga pake teori deret ukur, hahaha. Tapi modelnya lain: dua tiga, tiga empat, empat lima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H