[caption id="attachment_216598" align="aligncenter" width="499" caption="Cemburu Nih Yeee?"][/caption]
....Pernahkah kita cemburu? Mungkin, atau lebih dari itu; sering. Boleh jadi kita tidak bisa mengelaknya, seandainya itu telah menjadi sifat kita.
....Cemburu adalah perasaan yang mengundang ketidaksenangan, kasih sayang kita akan direnggut orang lain. Uniknya, banyak orang berpikir: cinta tanpa cemburu adalah palsu. Padahal cemburu tidak lain dari sekedar perasaan yang mengemban cinta akan diri sendiri. Tapi untuk mengatakan kita tidak cemburu , sangat sulit. Setiap orang mendambakan dirinya dicintai, disayangi, . . . .
....Bagaimana seandainya dunia ketiadaan cemburu? Seorang pertapa bisa saja mengkhayalkan demikian. Dan itu tidak mungkin terlaksana. Cemburu adalah sifat yang manusiawi. Yang mengenakannya adalah manusia juga.
....Seorang wanita merasa tidak berarti bila kekasihnya tidak pernah menampilkan sikap cemburu. Di lain pihak sang kekasih mati-matian memegang prinsipnya: cemburu adalah perasaan cinta diri sendiri. Sedangkan dia ingin memberikan cintanya yang ‘sejati’. Tanpa imbalan apapun.
....Namun kalau pujaannya sudah merasa tidak berarti lagi, lalu kenapa dia masih berani mengatakan bahwa dia selama ini telah memberikan cinta sejati.
....Berarti kita harus melihat kemungkinan adanya hubungan timbal balik antara cemburu dengan kadar cinta.
....Yeaah, bagaimanapun kita hanya manusia yang manusiawi!
....By : Rahayu Winnet, kamis 5 Agustus 2010.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H