Mohon tunggu...
Di Timur Fajar
Di Timur Fajar Mohon Tunggu... -

Titip salam dari pemilik lapak ini: Aku andaikan mereka dan mereka andaikan aku. Cobalah berempati: merasakan berada pada posisi mereka, maka akan banyak yang bisa kita mengerti dan pahami tentang mereka, tentang kesalahan mereka. Karena kenyataan tidak pernah salah. Tuhan menghadiahi kita akal, bahwa ada kausalitas dalam setiap persoalan. Maka pandai-pandailah menguraikannya." (Rahayu Winette) Jadilah diri sendiri namun tak ada salahnya Anda(i) coba berempati dalam posisi orang lain. (Di Timur Fajar)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

38 Cemburukah Kita?

5 Agustus 2010   05:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:18 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_216598" align="aligncenter" width="499" caption="Cemburu Nih Yeee?"][/caption]

....Pernahkah kita cemburu? Mungkin, atau lebih dari itu; sering. Boleh jadi kita tidak bisa mengelaknya, seandainya itu telah menjadi sifat kita.

....Cemburu adalah perasaan yang mengundang ketidaksenangan, kasih sayang kita akan direnggut orang lain. Uniknya, banyak orang berpikir: cinta tanpa cemburu adalah palsu. Padahal cemburu tidak lain dari sekedar perasaan yang mengemban cinta akan diri sendiri. Tapi untuk mengatakan kita tidak cemburu , sangat sulit. Setiap orang mendambakan dirinya dicintai, disayangi, . . . .

....Bagaimana seandainya dunia ketiadaan cemburu? Seorang pertapa bisa saja mengkhayalkan demikian. Dan itu tidak mungkin terlaksana. Cemburu adalah sifat yang manusiawi. Yang mengenakannya adalah manusia juga.

....Seorang wanita merasa tidak berarti bila kekasihnya tidak pernah menampilkan sikap cemburu. Di lain pihak sang kekasih mati-matian memegang prinsipnya: cemburu adalah perasaan cinta diri sendiri. Sedangkan dia ingin memberikan cintanya yang ‘sejati’. Tanpa imbalan apapun.

....Namun kalau pujaannya sudah merasa tidak berarti lagi, lalu kenapa dia masih berani mengatakan bahwa dia selama ini telah memberikan cinta sejati.

....Berarti kita harus melihat kemungkinan adanya hubungan timbal balik antara cemburu dengan kadar cinta.

....Yeaah, bagaimanapun kita hanya manusia yang manusiawi!

....By : Rahayu Winnet, kamis 5 Agustus 2010.-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun