..Tujuh hari sudah lapak ini tak terjamah dengan postingan baru. Kebiasaan tidak tahan lama beranjak dari kompasiana, akhir-akhir ini mulai saya langgar. Sekian lama di sini saya sukanya bercanda, juga suka kecanduan konsep. Prakteknya eh malah terbengkalai. Ini juga pelarian dari sulitnya menerima kenyataan dalam keseharian. Untuk alasan yang terakhir ini saya mulai menemukan solusinya. Dan mulai akrab dengan kenyataan yang tadinya tidak bersahabat. O ya, satu lagi. Saya membutuhkan sebab, ada yang membuat tidak betah di sini, menggenapkan alasan kenapa absen selama seminggu itu.
..Saya suka berempati, merasakan berada di posisi orang lain. Tidak cuma orang itu kalau lagi susah, atau kurang beruntung. Termasuk kurang benarlah. Yang ini paling sulit dipahami, kenapa mencoba memaklumi orang yang kurang bermoral. Melakukan korupsi, misalnya. Tapi kali ini saya tak hendak membicarakan hal itu. Empati saya lebih ke mencoba memahami mereka yang beranjak setelah tak menemukan kecintaannya di kompasiana sini. Satu dua datang sementara satu-satu pergi menghilang.
..Satu lagi penyakit saya, yakni suka nelangsa menyayangkan kenapa mereka sampai pergi. Ke mana mereka melabuhkan kecintaan menulisnya. Sedihnya lagi ada yang pergi menghilang tak lupa membawa pergi catatannya, alias mendelete habis semua kenangannya di sini. Tidak banyak memang, hanya dua tiga orang;tapi sayangnya tulisan-tulisan dia bagus amat. Cengeng ya? Maksudnya saya yang suka sedih ini yang cengeng. Hiks, hiks.
..Ah, sudahlah. Ini juga lagi sedang mencari-cari alasan kenapa sampai macet menulis. Lagi pula ada dan tidak adanya saya di sini juga tidak penting-penting amat. Yang jelas sebuah tulisan tanpa mood sudah mendarat, itu dulu yang penting.
..By: Di Timur Fajar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H