Kita tentu masih ingat dengan lagu yang dipopulerkan grup band Netral, kita dengan bangga mengatakan,”Ayo putra bangsa, harumkan negeri ini. Jadikan kita bangga Indo..nesia...Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku...”
Burung yang melambangkan kekuatan ini menjadi penyemangat para bintang lapangan hijau. Mereka berhasil mengobarkan semangat Garuda di hati setiap anak bangsa.
kebangkitan dunia sepakbola kita merupakan sumbangan penting bagi tumbuhnya kembali nasionalisme, mengobarkan lagi kebanggaan menjadi orang Indonesia, menggelorakan semangat persatuan di kalangan rakyat.
Tapi apa lacur dalam usia yang sudah renta, 81 tahun, PSSI yang semestinya tinggal menikmati saat-saat indah penuh prestasi justru terus tertatih-tatih berpacu dalam konflik.
Ketika rezim Nurdin Halid yang menguasai PSSI selama delapan tahun akhirnya tumbang pada Juli 2011, harapan akan berakhirnya masa-masa kelam yang membalut sepak bola nasional begitu menjulang. Namun, hanya dalam hitungan bulan, harapan itu memudar dan sirna pelan-pelan. Harapan itu bersemi ketika Kongres PSSI di Solo memenangkan kelompok proreformasi dengan memilih Johar Arifin sebagai ketua umum. Kemenangan Johar dianggap sebagai tonggak menuju sepak bola Indonesia yang lebih profesional, lebih berkualitas, dan lebih berprestasi. Namun, perjalanan waktu menunjukkan sebaliknya. Kepengurusan Johar ternyata tidak lebih bagus ketimbang era Nurdin. Independensi PSSI juga sama saja. Kalau dulu Nurdin terkesan bergantung kepada Nirwan Bakrie, Johar berlindung di balik tembok jenggala kediaman Arifin Panigoro.
RAKYAT BERTANYA KENAPA SEMUA INI BISA TERJADI?
Semua ini terjadi karena Garuda sudah diabaikan PSSI! lambang Garuda yang berisi simbol-simbol Pancasila adalah ideologi dan dasar negara, dan pedoman besar seluruh rakyat dan bangsa kita, yang gambar-gambarnya tercantum dalam lambang Garuda itu. Karena itu, lambang Garuda itu bernama lengkapnya Garuda Pancasila.
Semua Silanya dari Pancasila yang terdapat di burung Garuda yang merupakan pedoman bangsa Indonesia telahdilanggar oleh kepemimpinan PSSIbaik itu di era NH maupun DAH sehingga menimbulkan konflik yang berkepanjangan.
Penggunaan lambang Garuda hendaknya menunjukkan jati diri bangsa Indonesia. Pengguna lambang Garuda harus sungguh-sungguh berjuang mengharumkan nama bangsa. Ada tanggung jawab yang melekat pada siapa saja yang mengenakan lambang Garuda pada pakaiannya. Sayangnya,PSSI sekarang ini yang kita harapkan dapat lebih baik dari era NH justru bersikap dan bertindak jauh dari semangat Garuda yang membanggakan, sekaligus menjaga kehormatan negara.
Sekarang..Tidak ada lagi nilai-nilai dari KeTuhanan Yang Maha Esa... yang tinggal hanyalah mempertuhankan hawa Nafsu,memperTuhankan pangkat, jabatan,dan Golongan.
Sekarang...Tidak ada lagi Nilai-nilai Kemanusiaan Yang adil dan Beradab...yang tinggal hanyalah saling caci-maki, saling umpat, saling tuduh, saling sikut,saling hantam,saling fitnah,bahkan seorang anak kecilpun bisa mengeluarkan kata-kata yang jauh dari peradaban Indonesia yang sebenarnya.
Sekarang Tidak ada lagi Nilai-nilai Persatuan Indonesia...yang tinggal hanyalah perpecahan disana-sini, Klub-klub profesional dipecah-belah, kelompok Suporter diadu domba baik didunia nyata maupun didunia maya, demi untuk kekuasaan tertinggi di PSSI dan demi untuk kepentingan pihak-pihak dibelakang mereka.
Sekarang tidak ada lagi Nilai-nilai Musyawarah dan Mufakat...Yang Tinggal hanyalah ke egoisan merasa diri paling benar tidak ada upaya untuk duduk bersama menyelesaikan setiap permasalahan.
Sekarang tidak ada lagi Nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.... Yang tinggal hanyalah Diskriminatif,pengkotak-kotakan dengan alasan Statuta FIFA sehingga banyak yang didholimi. Keadilan lebih memihak kepada pengikut yang berkuasa.
INGAT! "Setiap Warga Negara mempunyai hak yang sama untuk membela Negara" dan "Setiap warga Negara berhak mendapatkan perlakuan yang sama"
Para pemimpin PSSI yang tak amanah, seharusnya malu pada Garuda. Dengan semangat Garuda yang melindungi seluruh anak bangsa, kita juga berharap ke depan tak ada lagi penghakiman sepihak kepada klub, pemain, dan suporter.
PSSI seharusnya bisa mengayomi anggotanya,para pemain,klub-klub sepakbola, bukan malah menindasnya. Seperti lagu Garuda di Dadaku yang dipopulerkan grup band Netral, kita harus senantiasa menyatakan,”Ayo putra bangsa, harumkan negeri ini. Jadikan kita bangga Indonesia...Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku...” Cukup Sudah kita mempermalukan Garuda ini..Cukup sudah kita mengoyak-ngoyak Garuda ini...Sekarang waktunya kita membuat Indonesia bangga dengan Garuda...
Membuat kita bangga dengan mengenakan GARUDA DIDADAKU!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H