Mohon tunggu...
Raharjo Yuwono
Raharjo Yuwono Mohon Tunggu... Insinyur - Lulusan UGM 1992

Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Money

Isi Peluang Pasar Beras Merah Dicobakan di Gunungkidul

7 November 2020   22:16 Diperbarui: 7 November 2020   22:21 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GERAKAN TANAM PADI KHUSUS DI POKTAN NGUDI RAHAYU KALITEKUK SEMIN

SEMIN (Selasa,27/10/2020). Bertempat di poktan Ngudi Rahayu, dusun Kalangan, Kalurahan Kalitekuk, Kapanewon Semin dilaksanakan gerakan tanam (gertam) padi khusus beras merah Inpari 24. Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Ir.Bambang Wisnu Broto berserta jajaran, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DI Yogyakarta diwakili Kasi Produksi Lahan dan Air Anita, SP., MP.,  Lurah Kalitekuk, Kapolsek Semin, Babinsa dan Babin Kamtibmas, para Penyuluh Pertanian Lapangan dan para petani anggota poktan Ngudi Rahayu.
Acara Gerakan tanam dilaksanakan dengan penebaran benih padi Inpari 24 secara simbolis bersama sama perwakilan Dinas Instansi dengan poktan Ngudi Rahayu, dilanjutkan temu lapang.

Koordinator BPP Eni Nurindah, STP. melaporkan bahwa di Kapanewon Semin total pertanaman padi khusus yang akan dikembangkan seluas 62 Ha tersebar dibeberapa Kalurahan. Bantuan yang diterima petani adalah 25 kg benih padi beras merah Inpari 24  per hektar dan pupuk NPK 100 kg per Ha. Jadi bantuan pemerintah total untuk pengembangan padi khusus di Kapanewon Semin adalah 1.575 kg benih Inpari 24 dan 6,3 ton pupuk NPK. Khusus di poktan Ngudi Rahayu mendapatkan 10 Ha pengembangan padi khusus. Juga menyampaikan permohonan poktan agar mendapatkan bantuan alsintan pengolah lahan handtraktor roda 2.

Anita, SP., MP. mewakili Ka DPKP DI Yogyakarta mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya Gerakan Tanam Padi Khusus sesuai musim hujan yang telah tiba di Gunungkidul, berharap nantinya dapat panen dengan hasil yang baik. Varietas Inpari 24 yang dikembangkan memiliki potensi hasil yang lebih tinggi dari varietas local padi segreng, rasa nasi lebih pulen. Dirinya mengingatkan bahwa berdasar ramalan BMKG akan terjadi anomaly iklim Lanina 4 bulan kedepan, dimohon para petani mengantisipasi dampak curah hujan tinggi lebih 40% dari normal yang diakibatkan Lanina.

Dr. Arif peneliti BPTP Balitbangtan DI Yogyakarta memberikan rekomendasi teknologi agar para petani memperlakukan khusus untuk padi khusus sehingga berhasil panen nantinya,  antara lain dengan penambahan pupuk organik yang sepadan serta memanfaatkan sisa limbah pertanian seperti jerami sebagai tambahan pupuk organik, tentunya setelah dilakukan fermentasi dengan bantuan decomposer seperti EM4 atau yang lainnya. Sehingga sisa limbah pertanian tidak terbuang seperti hanya dibakar jadi abu, namun dikembalikan ke lahan sebagai penyubur tanah.

Ir.Bambang Wisnu Broto. Ka DPP mengapresiasi semangat para petani yang telah melaksanakan gertam dan juga menyaksikan sebagian besar lahan di zone selatan telah menghijau karena pertananam padi palawija telah tumbuh.Oleh karena itu berdasar prediksi BMKG akan segera masuk musim hujan di zone utara agar para petani yang belum olah lahan secepatnya olah lahan sebagai persiapan tanam. 

Kondisi saat ini stok pupuk di Gunungkidul sangat mencukupi dengan alokasi yang telah ditambah dari pusat oleh karena itu para petani yang belum menebus pupuk bersubsidi di luar lokasi padi khusus agar segera menebus. Sedangkan untuk lokasi padi khusus meski telah diberi jatah 100 kg NPK per ha masih perlu penambahan pupuk organik seperti yang diutarakan BPTP.

Terpisah HK Adinoto Kasi Produksi Tanaman Pangan pelaksana pengembangan padi khusus menyampaikan bahwa total padi khusus di Gunungkidul berupa pengembangan beras merah Inpari 24 seluas 137 Ha dengan rincian di Girisubo 75 Ha dan di Semin 62 Ha. Bantuan selain benih 25 kg per Ha juga mendapatkan pupuk NPK 100 kg per ha. 

Bantuan semua telah diterima para petani. Untuk lokasi Girisubo telah dilaksanakan Gerakan Tanam di poktan Margo Mulya, Pucung, Girisubo seluas 5 Ha di bulak Gupak Warak, Wota Wati pada Jumat sebelumnya (22/10/2020) mewakili lokasi Kapanewon Girisubo. Harapannya padi beras merah ini untuk mengisi kekosongan kebutuhan produk di Kuliner, Hotel dan Restoran  atau tempat wisata. Harga beras merah lebih tinggi dari beras putih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun