Mohon tunggu...
Raharjo Yuwono
Raharjo Yuwono Mohon Tunggu... Insinyur - Lulusan UGM 1992

Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Nature

Biosoy Varitas Anyar Kedele Tingkatkan Minat Petani Tanam Kedele

22 Juni 2020   06:00 Diperbarui: 22 Juni 2020   06:22 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


P4S AMULAT BLEBERAN PLAYEN PANEN KEDELAI BIOSOY

PLAYEN ( Selasa Legi,9/06/20). P4S atau Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya merupakan lembaga pelatihan petani perdesaan swadaya yang diselenggarakan oleh petani andalan dikukuhkan oleh Bupati. Para petani luar daerah bisa berlatih pertanian sesuai keahlian dari P4S dengan magang di tempat P4S. 

Beberapa P4S di Gunungkidul mempunyai bidang keahlian masing masing, missal P4S Putri 21 Ngawu Playen keahlian pada olahan hasil pertanian lebih khusus mokaf dan umbi umbian. Sedangkan P4S Amulat Bleberan Playen mempunyai keahlian di bidang budidaya palawija kedele, jagung dan ubikayu. 

P4S Amulat berdiri tahun 2008 dimotori Sumari Citro Wibowo seorang KTNA DIY. Beberapa petani luar DIY kerap magang di P4S Amulat, bahkan pada tahun 2010 petani Mozambik Afrika pernah magang di P4S Amulat untuk pelatihan budidaya ubikayu, yang difasilitasi Kementerian Luar Negeri Indonesia.Pada tahun 2020 di musim tanam kedua P4S Amulat berkerja sama dengan BPTP Balitbangtan DIY untuk pengembangan kedele varitas Biosoy. 

Biosoy  merupakan kedele varitas baru yang mulai diintroduksikan di Gunungkidul. Beberapa waktu sebelumnya telah diujicobakan budidaya kedele Biosoy di musim tanam pertama 2019/2020 di Patuk, dan berhasil panen. Luas lahan untuk pengembangan Biosoy-1 di P4S Amulat seluas 3 Ha merupakan milik petani yang berkerja sama dengan P4S Amulat.Mengenai Biosoy-1  sendiri dilepas tahun 2018; mempunyai deskripsi keragaan umur panen 83 hari setelah tanam; bunga berwarna putih; termasuk kedele berbiji besar dengan berat 100 biji  adalah 21,74 gram; potensi hasil antara 2,7 ton per hektar sampai dengan 3,3 ton per hektar.

Pada Selasa (09/06/2020) dilakukan panen kedele Biosoy yang diselenggarakan oleh P4S Amulat dengan mengundang Kepala BPTP Balitbangtan DIY Dr.Suharsono, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Ir.Bambang Wisnu Broto, dan Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih,SE. beserta Komisi B DPRD Gunungkidul, juga Camat Playen dan Kepala Desa Bleberan serta beberapa petani.Dari hasil ubinan panen kedele Biosoy-1 dilaporkan oleh Sumari mencapai hasil 2,94 ton per hektar, beberapa petani sangat terkesan dengan hasil produksi kedele Biosoy-1, keragaan polong yang berbiji besar dan berisi. Hasil ini lebih bagus dibanding panen kedele Biosoy-1  musim pertama di Bunder Patuk yang mencapai hasil 1,7 ton per hektar.

Beberapa harapan yang disampaikan Sumari CW antara lain agar hasil panen bisa dimanfaatkan oleh UPBS (Unit Pengelola Benih Sumber) BPTP DIY, juga harapan kepada Dinas Pertanian dan Pangan agar difasilitasi  irigasi perpipaan untuk sumber air di lokasi.Ka DPP Ir.Bambang Wisnu Broto menyambut baik panen kedele Biosoy-1 dengan hasil mendekati 3 ton per hektar, hal ini untuk menyemangati para petani  yang kurang berminat menanam kedele. 

Dengan hasil yang tinggi dan harga yang sesuai dimana saat ini mencapai harga Rp 8.000 per kg maka  akan mendorong petani menjadi suka menanam kedele. Sehingga nantinya mengurangi impor kedele, saat ini di Gunungkidul produksi kedele masih kurang mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, kekurangan produksi didapatkan dari kedele impor hampir 10.000 ton setahunnya.

Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, SE. mengemukakan bersemangat melihat hasil panen kedele Biosoy yang mirip kedele Edamame, bangga karena kedele Biosoy adalah kedele dalam negeri. Kunjungannya saat panen bersama Komisi B DPRD merupakan kunjungan pengawasan program yang dijalankan eksekutif /Dinas juga untuk menjembatani permasalahan yang ada di masyarakat terkait program program yang akan memajukan para petani dan daerah, serta mendapatkan aspirasi yang diinginkan masyarakat. Beberapa aspirasi dan keinginan masyarakat yang dijumpai akan menjadi masukan Komisi B dan dirinya dalam pembahasan anggaran pembangunan nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun