Mohon tunggu...
Rizki Rahardiputra
Rizki Rahardiputra Mohon Tunggu... Desainer - Designer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hello, aku Rizki Rahardiputra, kalian bisa memanggilku dengan nama Rizki. Aku seorang Desainer, lebih tepatnya UI Designer untuk salah satu startup. Sekarang juga saya sebagai freelance copywriter

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Google PHK Karyawan yang Protes Kerja dengan Israel

22 April 2024   09:59 Diperbarui: 22 April 2024   10:01 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://radarsemarang.jawapos.com/tekno/723271222/amankan-segera-akun-gmail-akan-dihapus-bulan-desember-2023-cermati-penjelasan-google-berikut-ini

Jakarta 22 April 2024 - Google memecat 28 karyawannya pada Rabu (18 April 2024) waktu AS karena memprotes kerja sama perusahaan tersebut dengan pemerintah Israel. Kolaborasi ini dinamakan Project Nimbus
 
Melalui Project Nimbus, Google dan Amazon akan menyediakan layanan cloud termasuk kecerdasan buatan (AI) kepada pemerintah Israel untuk mendukung pengembangan peralatan militer. Nilai proyek tersebut sebesar 1,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 19,4 triliun)
 
Para karyawan yang melakukan protes menyatakan bahwa mereka menentang genosida. Cheyne Anderson, salah satu insinyur Google Cloud dan karyawan yang menentang Project Nimbus, percaya bahwa sebagai perusahaan global, Google  tidak boleh mengadakan kontrak militer dengan pihak mana pun
 
Anderson dan beberapa rekannya bahkan menduduki kantor CEO Google Cloud Thomas Kurian sebagai  protes. Mereka kemudian ditangkap karena dianggap melanggar izin yang ada
 
Menurut Google, beberapa karyawan  telah mengganggu pekerjaan karyawan lain dengan melakukan  protes di  kantor
 
"Menghalangi pekerjaan karyawan lain secara fisik dan mencegah mereka mengakses fasilitas kami jelas merupakan pelanggaran kebijakan kami dan merupakan perilaku yang tidak dapat diterima sama sekali," kata Google dalam sebuah pernyataan kemarin Sabtu, (20/4/2024).
 
Sebelum dipecat, Rackow mengumumkan pihaknya telah melakukan penyelidikan terhadap puluhan karyawan yang melakukan protes
 
Raksasa teknologi itu juga mengatakan akan terus menyelidiki dan mengambil tindakan yang diperlukan
 
Karyawan yang terkena PHK selanjutnya menyampaikan masukan melalui platform Medium
 
Sebagai bagian dari kampanye "no Tech for Apartheid", mereka menyebut keputusan Google sebagai "tindakan balas dendam". Mereka juga menyayangkan sejumlah pegawai yang tidak ikut aksi terkena dampak PHK tersebut
 
Terkait aksi protes, mereka menegaskan haknya untuk melakukan aksi tersebut, khususnya protes terhadap proyek Nimbus
 
Namun Google mengatakan Proyek Nimbus "tidak ditujukan sebagai beban kerja yang sangat sensitif, rahasia atau militer yang relevan dengan senjata atau badan intelijen".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun