Mohon tunggu...
Ancha Hardiansya
Ancha Hardiansya Mohon Tunggu... Freelance Journalist -

Kau ciptakan malam, tapi kubuat lampu, Kau ciptakan lempung, tapi kubentuk cepu, Kau ciptakan gurun, hutan dan gunung, kuhasilkan taman, sawah dan kebun...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar Menjadi Ayah dan Anak di Tree of Life

13 Oktober 2011   16:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:59 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Banyak yang tidak setuju mengakui film The Tree of Life sebagai film terbaik tahun ini, terlebih alur ceritanya yang membuat linglung serta berakar kesana kemari. Namun tidak untuk Critic's Choice, pengasuh Critic's Choice Awards melalui kritikus filmnya Jordan Riefe yang kualitasnya sejajar dengan Roger Ebert atau Peter Travers di Oscar dan Golden Globes.

The Tree of Life dinobatkan sebagai film terbaik sepanjang 40 tahun terakhir dan memenangkan Palme d'Or  sebagai film terbaik di Cannes Film Festival. Artinya film ini mengalahkan kemashoran film-film seperti The Godfather Trilogy, Apocalypse Now, Raging Bull, Schindler's List, Taxi Driver, The Lord Of The Rings Trilogy dan film-film besar lainnya. Bagi sebagian orang yang telah menyaksikan film ini, memang terdapat cibiran kesana-kemari. Namun saya sependapat dengan Critic's Choice, film ini adalah film terbaik tahun ini, dan layak mendapatkan banyak penghargaan. Tapi tetap saja banyak yang bertanya, bagusnya film ini ada dimana? Walau sebagian lainnya tetap menjatuhkan pujian film drama keluarga ini. *** Film yang dibintangi Brad Pitt, Sean Penn, Jessica Chastain, dan Fiona Shaw ini mengangkat cerita yang sangat biasa. Kehidupan kecil sebuah keluarga, suami istri dengan tiga anak laki-laki. Namun disinilah letak klimat film drama keluarga besutan Terrence Malick ini. Alasan utama Jordan Riefe menobatkan film ini terbaik sepanjang 40 tahun terakhir karena cerita keluarga itu. Film termiskin dialog ini lebih banyak menggambarkan kehidupan sebuah keluarga, seorang ayah (Brad Pitt) yang tegas dalam mendidik anak-anaknya, serta seorang ibu (Jessica Chastain) yang mendidik dengan kelembutan namun tetap sama-sama menyangi. Konflik utama film ini adalah antara ayah dengan anak tertuanya. Alur cerita lebih banyak saat sang anak Jack (Zach Irsik) berusia 11 tahun, dimana Jack dewasa diperankan Sean Penn. Jack selalu bertanya-tanya pada dirinya, apakah dia tetap disayang atau tidak oleh ayahnya, terlebih Brad Pitt (Mr O'Brien) selalu menyuruhnya melakukan hal-hal yang tidak disenanginya. Hasil didikan ayah yang keras sejak kecil ternyata berdampak besar pada Jack dewasa. Kegalauan untuk memilih pegangan hidup terjadi, apakah menjadi baik seperti ibunya atau jahat (menurut penilaiannya) seperti ayahnya. Namun, ternyata peristiwa besar yang menimpa keluarga ini mampu mendiamkan sendi-sendi kehidupan sehari-hari. Selain komflik ayah dan anak, film ini juga menggabarkan komflik orang tua dengan Tuhan dan anak dengan Tuhannya. Serta dampak didikan keras anak tertua terhadap sikap sang anak kepada adik-adiknya. Film yang pembuatannya tertunda selama 30 tahun ini betul-betul membuat kita kembali di masa kecil, memikirkan kehidupan dalam keluarga. *** Sedikit gambaran, film ini memiliki visual efek paling baik. Kurangnya dialog dalam film tetap bisa hidup dari sudut pengambilan gambar yang bercerita. Seperti film-film terdahulunya, Terrence Malick mengedepankan makna dari lekukan tubuh dan mimik wajah. Walau demikian, bukan tidak tanpa celah film ini. Terutama dibagian akhir, saya sendiri masih terus menalar apa inti cerita sekelompok orang termasuk keluarga Jack berada di pantai sambil berlari-lari menuju laut. Kehidupan kecil mereka kembali, termasuk anak keduanya yang dinyatakan meninggal dunia saat usianya 19 tahun. Tapi itulah Terrence Malick, pembuat film yang bukan karena bajeting semata tetapi lebih ke nilai seni tingkat tingginya dalam karya-karyanya. Bisa dilihat sejak berkarya dari 1969 hingga kini baru empat film hasil buatannya yang mampu disaksikan khalayak ramai. Dan dari ke-empat filmnya itu tak satupun yang dinilai jelek oleh kritikus film dunia. ***

Janganlah jadi orang terlalu baik didunia ini, kau akan dimanfaatkan dan dimakan oleh waktu, jangan juga lemah karna akan tertindas, jahatlah sedikit untuk tetap bertahan hidup.

Pesan O'Brien kepada Anaknya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun