Seperti film-film sebelumnya, Mission Imposible selalu menjual kemajuan teknologi dalam setiap aksinya. Jika anda penikmat aksi-aksi itu, mungkin akan sedikit kecewa karena di film ini hampir tidak digunakan peralatan super canggih tersebut. Walau sama sekali tidak meninggalkan itu namun penggunaanya lebih diminimkan. Plot cerita dalam film ini sedikit lebih fleksibel dengan mengedepankan kerjasama tim.
Tapi diluar aksi minimnya penggunaan teknologi, film ini adalah film pertama di dunia yang menggunakan teknologi IMAX. Penggunaan kamera IMAX untuk mengambil gambar, terutama aksi yang dilakukan Tom Cruise di Burj Khalifa memberikan sensasi baru bagi pencinta film. Mungkin bagi anda teknologi 3D saat ini sudah biasa, IMAX adalah solusi lain untuk mendapatkan sensasi dalam menonton film.
Sayangnya, penggunaan teknologi IMAX dalam Mission Imposible ini belum sepenuhnya bisa dinikmati di Indonesia. Karena pemasangan alat IMAX di jajaran Cinemax 21 baru akan direalisasikan di Mei 2012 mendatang. Sehingga penggunaan teknologi IMAX dalam film ini hanya dirasa sedikit berbeda dengan film-film lain.
Sedikit penjelasan akan penggunaan kamera IMAX ini. Gambar yang dihasilkan jauh lebih besar, sehingga memungkinkan penonton menyaksikan sensasi berbeda. Untuk penerapannya pun harus disesuaikan dengan pemasangan layar yang besar. Gambar yang dihasilkan nantinya akan terasa dekat dengan mata penonton walau sebenarnya tidak menggunakan kacamata tiga dimensi.
***
Itulah strategi pasar yang digunakan Bad Robot Production untuk melariskan film action penutup tahun ini. Tentu semua yang dilakukan awak film telah didasari oleh penelitian dan perencanaan yang matang. Tidak heran, sepakan sejak diresmikan di Amerika, film ini langsung merajadi Box Ofice. Dan film ini pun menjadi inti sari dari sekuel Mission Imposible sepanjang karirnya mewarnai perfilman Hollywod.
Saya hanya merindukan perfilman Indonesia bisa melakukan terobosan yang jauh lebih baik. Walau sedikit prihatin melihat aksi film-film Indonesia belakangan ini sedikit merosot dalam jumlah penonton. Terobosan dan gebrakan serta srategi pasar dalam menjual film harus lebih kreatif dilakukan sineas Indonesia. Saya selalu menaruh harapan akan kebangkitan tahap kedua perfilman Indonesia, semoga saja jauh lebih baik.
Salam dari Makassar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H