Aksesibilitas dalam Dunia Polo Berkuda
Zaman bergerak. Dunia sudah berganti rupa. Pada abad ke-21, anggapan bahwa polo hanya untuk orang kaya semakin tidak relevan.
Banyak akademi polo dan klub-klub di seluruh dunia menawarkan program pelatihan yang lebih terjangkau bagi mereka yang ingin memasuki dunia polo.
Beberapa klub bahkan memiliki program pembinaan untuk anak-anak dari keluarga dengan pendapatan rendah, memberikan kesempatan untuk berlatih tanpa harus memiliki kuda sendiri.
Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh National Polo Association (2020) menunjukkan bahwa sekitar 25 persen pemain polo di Amerika Serikat berasal dari keluarga yang tidak kaya.
Mereka memperoleh pelatihan serta kesempatan untuk berkompetisi melalui berbagai program beasiswa dan sponsorship yang ditawarkan oleh klub-klub polo.
Polo Berkuda di Indonesia
Penelitian National Polo Association (2020) selaras dengan sejarah perkembangan polo berkuda di Nusantara.
Batavia Polo Club berdiri sejak tahun 1937 menandai dimulainya sejarah polo di Indonesia. Mengambil lokasi di daerah Lapangan Banteng, Jakarta. Pendiri perkumpulan tersebut adalah seorang Belanda
Di era modern, tokoh yang memperkenalkan kembali olahraga polo berkuda adalah Hashim Djojohadikusumo, adik dari Presiden Prabowo Subianto.
Tahun 1992 berdiri Jakarta Polo and Equestrian Club (JPEC) di Bukit Sentul Selatan. Di tahun yang sama, Indonesia menjadi anggota Federation of International Polo (FIP) dengan Hashim sebagai Ketua Asosiasi Polo Indonesia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!