Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Apakah Pengawalan untuk Pejabat Masih Diperlukan?

29 Januari 2025   21:58 Diperbarui: 29 Januari 2025   21:58 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kendaraan Patwal dari kepolisian (Foto: Instagram sahabatpatwalindonesia via hukumonline.com)

Terkadang, saya berpikir bahwa komitmen nasional terhadap kemajuan transportasi publik akan terwujud jika para pejabat negara tidak lagi mendapatkan fasilitas patrol dan pengawalan (Patwal) atau sejenisnya.

Pemikiran ini bukan didorong karena persoalan iri apalagi dengki. Termasuk, bukan karena kasus arogansi patwal RI 36. Pemikiran ini jauh melebihi itu semua.

Saya dan mungkin sebagian kompasianer kadang jengkel melihat polah iring-iringan patwal di tengah kemacetan dan cuaca yang tidak bersahabat buat pengendara sepeda motor.

Saya sangat mafhum, fasilitas patwal bagi pejabat tinggi negara, seperti menteri, wakil menteri, dan pejabat setingkat lainnya, telah menjadi praktik standar di banyak negara, termasuk Indonesia.

Namun, seiring dengan berkembangnya dinamika sosial, politik, dan teknologi, perlunya efisiensi dalam pengelolaan fasilitas pengawalan ini menjadi semakin relevan.

Efisiensi dalam pengelolaan fasilitas patwal buat pejabat bukan hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga mencakup penggunaan sumber daya negara secara lebih bijaksana.

Sepertinya saya sepakat dengan pernyataan Djoko Setijowarno dari Mayarakat Transportasi Indonesia (MTI) bahwa fasilitas patwal untuk pejabat semestinya hanya diberikan kepada Presiden dan Wakil Presiden.

Perubahan Pola Ancaman terhadap Pejabat Negara

Di beberapa negara maju, kecuali wilayah konflik, pengawalan terhadap pejabat tinggi negara biasanya lebih terbatas dan difokuskan pada situasi tertentu yang dianggap krisis atau darurat.

Negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, atau Australia, lebih mengedepankan pengamanan berbasis analisis risiko dan menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengamanan pejabat negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun