Pada awal tahun 2025, terjadi peningkatan signifikan kasus infeksi Human Metapneumovirus (HMPV) di China, khususnya di kalangan anak-anak di bawah 14 tahun. Wabah ini menunjukkan pola penyebaran yang lebih agresif dibandingkan sebelumnya (liputan6.com, 2025; rsjrw.id, 2025).
Data epidemiologi menunjukkan bahwa infeksi ini menyebar cepat di daerah padat penduduk seperti sekolah dan pusat penitipan anak (tempo.co, 2025).
Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala mirip flu seperti batuk, demam, dan sesak napas (detik.com, 2025; kompasiana.com, 2025).
Gejala ini biasanya muncul dalam 3 hingga 6 hari setelah terpapar virus dan dapat membaik dalam waktu 2 hingga 7 hari.
Namun, pada individu yang lebih rentan, seperti anak-anak di bawah lima tahun, lansia, atau mereka dengan sistem imun lemah, infeksi HMPV dapat menyebabkan gejala yang lebih berat, termasuk mengi, kesulitan bernapas, dan kelelahan ekstrem (hellosehat.com; alodokter.com; primayahospital.com).
Penemuan dan Identifikasi Awal
Pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 oleh sekelompok peneliti di Belanda. Mereka menemukan virus ini dalam sampel aspirasi nasofaring dari anak-anak yang mengalami infeksi saluran pernapasan (health.detik.com, 2025).
Meskipun penemuan ini baru terjadi pada awal millennium, bukti serologis menunjukkan bahwa HMPV telah menginfeksi manusia setidaknya sejak tahun 1958 (ayosehat.kemkes.go.id, 2025).
Penelitian serologis yang dilakukan di berbagai negara, termasuk Belanda, Jepang, dan Israel, mengungkapkan bahwa hampir semua anak-anak terpapar HMPV sebelum mencapai usia lima tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa HMPV kemungkinan beradaptasi dari virus metapneumo unggas (AMPV) sekitar dua abad yang lalu, mencerminkan fenomena lompatan spesies dalam evolusi virus.