Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Subianto: Mengembalikan Perekonomian Indonesia ke Akar Pancasila #5

5 Januari 2025   14:03 Diperbarui: 5 Januari 2025   14:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: BPMI Setpres/Brian

Bagian 5: The Asian Way, Upaya Pembebasan dari Oligarki Global dan Menjadi Bangsa yang Mandiri

Prabowo Subianto menyampaikan pidato kuat dan bersejarah 3 tahun yang lalu, tepatnya pada 10 Juni 2022 di hadapan pejabat senior dunia dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2022 dengan tajuk yang cukup mentereng, "Mengelola Persaingan Geopolitik di Kawasan Multipolar."

Saya kutip isi pidato Prabowo:

"Apa yang diajarkan situasi di Ukraina kepada kita adalah bahwa kami tidak akan pernah bisa mengabaikan keamanan dan kemerdekaan kami begitu saja. Oleh karena itu, kami bertekad untuk memperkuat pertahanan kami dan ini adalah kunci. Pandangan kami adalah pandangan defensif. Kami telah menyatakan bahwa kami akan mempertahankan wilayah kami dengan segala cara yang kami miliki."

Dalam kutipan pidato tersebut, Prabowo Subianto sesungguhnya sedang menegaskan bahwa negara-negara di Asia termasuk Indonesia, perlu belajar dari situasi yang terjadi di Ukraina.

Bagaimana proses terjadinya suatu perang, apa alasan yang melatar belakangi peristiwa itu, apa faktor-faktor yang menggerakan, negara-negara mana saja yang ikut campur, dan banyak lagi dimensi lainnya yang harus dipelajari.

"Si vis pacem, para bellum." Jika diterjemahkan menjadi, "Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang."

Peribahasa Latin itu sejalan dengan prinsip perjuangan Indonesia di level global, "politik luar negeri yang bebas aktif."

Kehendak untuk membangun perdamaian dunia tentu harus dibarengi dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan secara menyeluruh namun tetap berupaya membuka seluas-luasnya kerja sama kepada semua bangsa-bangsa.

Pandangan tersebut sangat tepat di sebuah era seperti saat ini. Perkembangan teknologi tempur yang terus meningkat secara dinamis. Disrupsi disegala lini. Ketimpangan pendapatan dan kekayaan global. Tingkat kemiskinan tak terkendali. Perebutan sumber daya alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun