Mohon tunggu...
Rahajeng Iqnaun Nissa
Rahajeng Iqnaun Nissa Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan swasta

Halo, saya karyawan di salah satu perusahaan swasta . Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Isu Gender dalam Media Massa: Memahami Hal yang Ditampilkan di Media dan Dampaknya terhadap Khalayak

1 Agustus 2024   13:30 Diperbarui: 1 Agustus 2024   13:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan

Untuk sekarang pada zaman generasi milenial, media massa kerap memainkan opini dan stigma yang serius  dalam membentuk dan mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap jenis kelamin ataupun gender yang merujuk pada masalah lama yaitu kesetaraan gender. 

Gambaran gender dalam media tidak hanya mencerminkan norma dan sejauh mana moral khalayak yang ada tetapi juga membentuk pandangan dan sikap khalayak terhadap kesetaraan gender dan semua hal yang menyangkut dengan gender. Artikel ini menjelaskan secara sedikit lebih mendalam bagaimana gender ditampilkan di stigmakan dalam media, mengidentifikasi stigma yang umum, dan menganalisis dampaknya terhadap khalayak

Gambaran dan Stigma Gender dalam Media Massa

Semua media massa, termasuk tv, layar lebar, dan koran, sering kali memperkuat penilaian sepihak terhadap gender yang kuno. Perempuan sering digambarkan dalam peran domestik atau sebagai objek estetika pun sebagai pihak yang lemah dalam hal yang berhubungan dengan kehidupan, sedangkan laki-laki sering dihubungkan dengan kekuatan, kepemimpinan, dan aktivitas keras dan bahkan tak jarang patriarki di tampilkan. 

Misalnya, iklan tv sering menampilkan perempuan sebagai ibu rumah tangga atau perempuan yang perfect terhadap estetika penampilan sementara laki-laki digambarkan sebagai profesional sukses atau pahlawan dan sebaliknya ditampilkan dengan sosok yang cenderung lebih kasar dalam estetika mata manusia.

Sebaliknya, media sosial dan media massa menawarkan platform yang lebih bervariasi dan leluasa di mana semua yang mempunyai sebuah platform media massa atau seseorang yang berpengaruh dan mempunyai kedudukan di sebuah stasiun media dapat memposting,mendukung,menyuarakan berbagai isu ataupun pandangan yang mencerminkan berbagai pengalaman dan definisi ataupun kesetaraan gender. Meskipun media massa memberikan ruang untuk memberikan pandangan yang lebih menyeluruh terhadap khalayak dan juga lebih mudah di akses, ada juga tantangan terkait penyebaran stigma dan provokasi melalui media ini.

Stigma Gender pada Platform Media

Stigma  gender adalah generalisasi ataupun penolakan  berlebihan tentang ciri-ciri, perilaku,aktivitas,budaya,kebiasaan, dan peran yang dianggap sesuai untuk terkhusus pria dan terkhusus wanita. Dalam media, stereotip dan stigma  ini sering terlihat dalam cara karakter diperankan, di informasikan, di tontonkan, bahkan di provokasikan, bagaimana cerita dikembangkan, dan bagaimana peran gender gambarkan ulang. 

Contoh umum dari rujukan dan provokasi gender dalam platform-platform media :

- Peran stigma untuk Perempuan : Perempuan kerap digambarkan sebagai ibu, istri, atau pekerja rumah tangga, sementara karir mereka jarang mendapat sorotan utama karena dianggap lemah dan hanya dijadikan pengurus rumah ataupun suatu keluarga yang tidak berhak dan bisa untuk bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun