Membahas tentang topik seperti pada judul yang tertera, kita tentu harus memahami dahulu mengapa upaya tersebut dilakukan, Apalagi kalau bukan karena tanah longsor?Â
Mungkin masih ada dari pembaca yang belum mengetahui secara detail terkait makna dari tanah longsor. Tanah longsor merupakan salah satu kejadian alam yang terjadi di dataran tinggi, terutama saat musim hujan. Sekarang kita sudah tahu nih apa itu tanah longsor.Â
Selanjutnya, kita juga harus mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah tanah longsor. Upaya yang dapat digunakan untuk mencegah adanya tanah longsor tersebut adalah memanfaatkan kemiringan lahan untuk kegiatan pertanian. Bencana tanah longsor atau yang sering disebut gerakan tanah semakin sering terjadi di Indonesia dari tahun ketahun. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Tanah longsor merupakan salah satu kejadian alam yang terjadi di wilayah pegunungan, terutama di musim hujan. Kondisi tektonik di Indonesia yang membentuk morfologi tinggi, patahan, batuan vulkanik yang mudah rapuh serta ditunjang dengan iklim di Indonesia yang berupa tropis basah, sehingga menyebabkan potensi tanah longsor menjadi tinggi.
Lalu, apa yang menyebabkan terjadinya tanah longsor? Tanah longsor terjadi karena dua faktor utama yaitu faktor pengontrol dan faktor pemicu.Â
Faktor pengontrol adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material itu sendiri seperti kondisi geologi, kemiringan lereng, litologi, sesar dan kekar pada batuan. Faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut seperti curah hujan, gempa bumi, erosi kaki lereng dan aktivitas manusia.
Upaya yang dapat digunakan untuk mencegah adanya tanah longsor tersebut adalah memanfaatkan kemiringan lahan untuk kegiatan pertanian.Â
Kemiringan lahan banyak terdapat di daerah pegunungan. Lahan di pegunungan banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, akan tetapi perlu adanya evaluasi tipe pemanfaatan lahan dalam proses pengolahan lahannya agar dapat digunakan dengan baik dan berkelanjutan.
Kondisi lereng dari lahan bervariasi, dimulai dari kemiringan 0-7% hingga kemiringan 25-39% (terjal) digunakan untuk pengelolaan tanaman dan praktek konservasi tanah. Secara umum satuan lahan yang memiliki kemiringan dan ketinggian relatif yang bervariasi disebabkan oleh faktor kemiringan dan ketinggian rata-rata relatif.Â
Ketinggian lahan kemiringan lereng termasuk faktor topografi yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian. Penentuan pengelompokan satuan lahan menggunakan peta topografi dengan jenis pertanian tanaman lahan kering yang berbeda-beda.