Saya lagi cari pinjaman extra-lunak untuk nambah tabungan agar bisa beli mobil murah. Enak rasanya punya mobil imut-imut yang sepertinya bisa masuk gang. Bisa untuk ke pasar, ke posyandu, atau pinjemi tetangga yang belum punya. [caption id="attachment_296881" align="aligncenter" width="300" caption="eurocosm.com"][/caption]
Konon cerita di balik layar kadang tak kalah menarik dari konten tulisan itu sendiri. Tulisan ini lagi-lagi terinspirasi sebuah artikel cukup laris seorang kompasianer yang cukup menggelitik dan mengusik.Terkesan apriori, sinis dengan adanya mobmur. Bisa jadi hanya penilaian saya, subyektif. Coret-coretan saya ini semula mau saya simpan di laci arsip. Tapi tidak ada salahnya [maksa] dijadikan artikel. Toh komunitas dan admin ‘Rumah Sehat’ juga tidak akan terlalu peduli. Jika kurang layak, mohon maaf. Lebih arif menganggap ini sekedar menambah koleksi tulisan mejeng supaya kelihatan sedikit produktif. Malu sama 250 kompasianer senior kondang. Kok hanya 250 yang beken dari puluhan ribu kompasianer? Maaf, asal sebut angka.
# #
Emangnya kita butuh mobil murah? Saya? YA, saya perlu kendaraan yang irit BBM (sayang belum bisa beli .. belum cukup dana). Pemilikan mobil tidak senantiasa kita gunakan untuk keseharian atau pamer[an]. Tapi juga week end mengajak keluarga rekreasi, jalan2, kunjungan, mudik, keadaan darurat, etc. Banyak kegunaan punya mobil sendiri! Masa harus rental atau pinjem tetangga melulu. Kalau memang saja dapet rezeki, uang yang ada tidak akan saya paksakan untuk beli mobil TIDAK MURAH dan lebih BOROS seperti avanza, xenia, jazz, rush, terios, freed, livina, .. atau malah bmw, mercy, jaguar, ferrari, .. Ada pun kemacetan yang semakin akut adalah pemasalahan multi dimensi. Pembatasan kendaraan pribadi sebagaimana direkomendasikan wapres sebaiknya dibaca dengan benar. Samasekali bukan melarang orang untuk beli mobil, apa pun kelas mobil itu. Bukan bermaksud membela, tapi memang rekomendasi wapres tidak ada yang salah. Dan ketahuilah, pada dasarnya tanpa kehadiran mobmur pun, masyarakat akan tetap antusias beli mobil baru dengan berbagai alasan. Ada pun resistensi pak gubernur terhadap ‘mobmur’ ternyata lebih terkait mengamankan proyek MRT/ monorel sebagai megainvestasi [milik swasta] . Dalam konteks ini, yang dibidik pembatasan adalah semua jenis dan kelas kendaraan bermotor. Bang Joko [di solo disapa Mas] sudah dapat kepastian menerapkan ERP untuk atasi kemacetan. Ditambah lagi mungkin tariff parkir dan ganjil-genap. Penertiban kaki lima dan parkir liar di bahu jalan juga terus dilakukan. Ya, itu lebih elegan sekaligus smart daripada 'mengharamkan' mobmur. [Dan berdasar pertimbangan kompetensi dan kapabilitas, di luar kalkulasi politik, saya sangat mendukung bang joko untuk tetap memimpin Jakarta, kecuali diperbolehkan nyambi sebagai presiden]. Perihal transportasi massal MRT, monorel, BRT dijamin akan diminati, sejauh memang nyaman, aman, dan biaya terjangkau. Lihat saja busway di Jakarta yang selalu dijejali penumpang. Sayang orang masih harus rela bersabar antri panjang dan menunggu lama di halte. Sesungguhnya pemilik mobil pribadi akan dengan suka cita pindah ke moda transportasi umum modern daripada capek bermacet-macet. Jadi, instansi terkait jangan lagi menjadikan kehadiran ‘mobmur’ untuk menelantarkan program dan tugasnya. Ya, benar, fokus dan lanjutkan reformasi layanan angkutan umum yang telah diinisiasi kemenhub, dalam bentuk transformasi model layanan dari angkutan kota reguler menjadi moda bus transit di 12 kota dan BRT di Jakarta. Lakukan koordinasi dengan pemda. Bertanggung jawablah untuk apa2 yang sudah menjadi kewajiannya masing2, termasuk Kemen PU untuk permasalahan infrastruktur. Kementerian Perindustrian? Ya merealisasi diproduksinya mobil murah (= mobil berbiaya rendah) dan industri lainnya. Sekali lagi tidak perlu ada kekhawatiran berlebih terhadap mobmur, apalagi mengkambinghitamkannya. Kalau pun memang mau dikait-kaitkan, mobmur hanya bagian [sangat] kecil dalam permasalahan kemacetan yang multidimensi.
# #
Bagaimana dengan progres n prospek mobil esemka dan kawan-kawan? Tunggu tanggal mainnya. . [ # mudah2an tidak ada yang iri berkepanjangan jika ahirnya saya punya 'mobmur] . Salam. Salaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H